Responsifnya Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam menangani kasus salam jari Gubernur Anies Baswedan menimbulkan kecurigaan bahwa lembaga tersebut sudah tidak netral.
Kecurigaan ini muncul dari pelbagai kalangan, termasuk mantan komisioner KPU Chusnul Mariyah.
"Anies kan sebetulnya ada di acara internal partai. Di ruang tertutup bukan tempat umum," katanya di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/1).
Dosen Ilmu Politik Pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI) ini malah mempertanyakan integritas dari Bawaslu. Sebab, lembaga pengawas pemilu itu menangani perkara mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu dengan begitu responsif.
Sementara, lanjut Chusnul, ada banyak kepala daerah, bahkan menteri yang terang-terangan sudah melakukan hal yang sama, tapi Bawaslu hanya diam dengan tidak menjemput bola.
"Malah yang terbuka itu dibiarkan. Ada 15 kepala daerah, ada menteri, macam-macam dibiarkan. Artinya sudah ada kecenderungan untuk apapun yang berasal dari 02 cepat sekali, responsif," tegas Chusnul.
Tak lupa, Chusnul mengimbau masyarakat untuk melaporkan Bawaslu dan KPU ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) jika mereka melihat ada indikasi ketidaknetralan kedua lembaga itu.
"Harus dilaporkan kalau memang ada masalah," demikian Chusnul. (BUNAIYA FAUZI ARUBONE)