Inilah sifat Ahok dan ciri para pemujanya kaum Ahoker atau Taiker

Inilah sifat Ahok dan ciri para pemujanya kaum Ahoker atau Taiker

Mereka sangat senang jika ada yang mendukung dirinya. sering kali kasar dan mudah marah terhadap apa yang dianggapnya sebagai penghinaan


Kutipan dari berita online
Aktivis perempuan, Ratna Sarumpaet, menceritakan perasaannya ketika digiring polisi saat penggusuran Pasar Ikan, Luar Batang, Jakarta Utara. Memorinya langsung kembali pada peristiwa tahun 1998 lalu.

"Gila, tahun 1998 saya dipenjara, dikejar-kejar, mempertaruhkan nyawa untuk mendapatkan demokrasi yang seperti sekarang ini. Lalu, kemarin saya diamankan (polisi), itu kan kurang ajar," ujar Ratna di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin (18/4/2016).

Ratna mengatakan, dia sempat berniat untuk memperpanjang masalah penangkapan aparat terhadapnya. Namun, dia mempertimbangkan kembali hal itu dan menilai semua akan percuma saja. [kompas]

Karakter Megalomania
Menurut Wikipedia, Megalomania berasal dari bahasa Yunani, Megalo, yang artinya sangat besar, hebat, atau berlebih-lebihan. Secara gamblang, megalomania bisa kita artikan sebagai bentuk obsesi berlebihan terhadap dirinya sendiri karena merasa dirinya paling hebat, paling berkuasa, dan paling besar.

Walau megalomania tidak menutup kemungkinan untuk diderita oleh orang-orang yang jauh dari kekuasaan, namun sosok seorang pemimpin merujuk kepada kecenderungan-kecenderungan mulai dari ketidak-relaan sesiapapun untuk kehilangan jabatan tertinggi dalam suatu kelompok (negara atau perusahaan) hingga cara mempertahankan posisi tersebut yang dijadikan prioritas utama.

Sigmund Freud, bapak psikologi, berpendapat bahwa akar dari megalomania adalah narsisme atau perasaaan mencintai diri sendiri secara berlebihan dalam diri manusia. Penderitanya memiliki suatu kecenderungan untuk menilai dirinya secara berlebihan atau menghargai diri melampaui batas.


Dalam dunia sosial, 'megalomania ... bisa menjadi karakteristik mabuk kekuasaan atau diktator , beberapa eksekutif, beberapa politisi dan beberapa jenderal Angkatan Darat '. Semua figur tersebut dapat dikatakan memiliki '"Big Ego ".

Sayangnya, 'seseorang dengan megalomania mungkin tidak tertarik dalam refleksi diri atau perubahan pribadi', sehingga pengobatan dengan pembicaraan mungkin kurang efektif daripada obat-obatan.

Sebuah komplikasi tambahan analisis terdiri oleh transferensi:. 'Jika analis mempunyai kecenderungan-kecenderungan megalomania atau otoritarianisme, respon pasien terhadap analis akan menguatkan mereka'


Ciri-ciri dari megalomania itu sendiri adalah:

Ciri-ciri Megalomania
1. Tidak mau menerima kritik
Apapun pendapat orang Megalomania harus didengar. Orang Megalomania tak mau mendengarkan pendapat orang lain. Dia selalu menganggap dirinya dan perkataannya yang paling benar. Keputusannya paling tepat, dan tindakannya pasti hebat.

Merasa paling benar sejagat raya kalau sudah berargumentasi. Jika dia dikeritik biasanya malah menyalahkan orang yang mengkeritik. Menurutnya, argumen dia ialah yang paling benar. Bagaimanapun keritikan orang terhadapnya, dia akan tetap berdalih karena merasa dirinyalah yang harus didengarkan bukan orang lain.

2. Selalu ingin dihargai
Sebagai orang yang mengaku paling hebat dan tak mau dikeritik, pengidap Megalomania ingin orang sekitar menghargai kerja kerasnya. Sekalipun yang dilakukan ialah sesuatu yang dapat merugikan banyak orang. Dia tetep ingin dianggap benar oleh semua orang dan tetap dihargai. Harga dirinya sangat tinggi.

3. Selalu ingin jadi ketua
Karena ingin dihargai dan merasa diri paling benar, maka penderita Megalomania akan berpendapat posisi yang paling pantas untuknya adalah posisi teratas atau sebagai ketua. Dalam pikirannya, dia sudah merasa yang paling sempurna dan paling benar. Dia menganggap dirinya lah yang pantas untuk memimpin bukan orang lain.

4. Senang mencari pendukung
Dia sangat senang dan tambah besar kepala jika ada yang mendukung dirinya. Dia sangat senang bila ada yang meneriakkan dirinya yang paling hebat. Si Megalomania mudah membuat orang takluk untuk menjadi pendukungnya.

5. Baginya, orang lain tidak punya kemampuan
Orang Megalomania suka merendahkan orang lain baik secara langsung maupun tak langsung. Bagi dia, orang lain tidak memiliki kemampuan sehebat dirinya. Dalam pekerjaan dia sering meremehkan hasil kerjaan orang lain dibanding dirinya.

Seorang Megalomania merasa dirinya yang mampu menyelesaikan semua biar dia mendapat sanjungan dan pujian dari banyak orang.


Berbagai peristiwa yang terjadi di DKI Jakarta, khususnya yang bersentuhan langsung dengan pemerintahan, selalu yang menjadi korban adalah masyarakat langsung.

Berbagai kejadian yang terjadi, oleh masyarakat dianggap sebagai kesalahan dan tanggung jawab seorang pemimpin, yang memiliki kekuasaan untuk melakukan perbaikan dan mencari penyebabnya. Apalagi pemimpin yang memang di pilih langsung oleh masyarakat.

Sebagai seorang pemimpin, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok seharusnya harus bisa mengakui jika kinerja dirinya beserta bawahannya belum maksimal dalam mengelola penerintahan.

Yang terjadi malah sebaliknya, hampir setiap kejadian Ahok malah selalu menyalahkan orang lain atau sesuatu sebagai penyebabnya.

Apa yang membuat Ahok selalu saja berusaha jika dirinya adalah yang paling benar, sementara setiap yang salah adalah orang lain yang melakukannya.

Dari berbagai literatur dan sumber terkait dengan psikologi. Perilaku yang selalu dipertontonkan Ahok di berbagai media, yang gampang melemparkan dan selalu mencari atau menyalahkan orang lain, menandakan jika Ahok memiliki masalah kejiwaan.

Atau biasa disebut dengan Paranoid Personality Disorder (Gangguan Kepribadian Paranoid), yang selalu ditandai dengan adanya kecurigaan dan ketidakpercayaan terhadap orang lain.

Mereka sering kali kasar dan mudah marah terhadap apa yang mereka anggap sebagai penghinaan.

Individu semacam ini enggan mempercayai orang lain dan cenderung menyalahkan mereka, serta menyimpan dendam meskipun bila ia sendiri juga salah.

Kehidupan diri dengan kebiasaan yang suka menyalahkan orang lain, akan menurunkan kecerdasan intelektual dan juga kecerdasan emosional.

Akibatnya sikap suka menyalahkan orang lain adalah cerminan diri yang tidak memiliki tanggung jawab, dan mengakibatkan terus saja menghindari tanggung jawab dan selalu saja kembali menyalahkan orang lainn.

Perilaku yang suka mencari kesalahan diakibatkan oleh rendahnya kemampuan dan rasa percaya diri. Hal ini disebabkan oleh upaya untuk menutupi kelemahan dan kekurangan diri sendiri.

Kenyataan yang harus menjadi pelajaran bagi semua pihak bahwa sosok megalomania belum tentu memiliki Prestasi. Bisa Jadi penampilan megalomania itu merupakan bagian dari upaya menutupi kelemahan dan juga Kesalahan yang dibuat.

*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda