Mengenal karakteristik berbagai jenis kopi yang ada di Indonesia

Mengenal karakteristik berbagai jenis kopi yang ada di Indonesia

Minuman kopi itu sebenarnya bukan minuman yang hanya untuk menemani begadang, setiap kopi itu memiliki karakteristik rasa yang berbeda ?, bergantung dari mana daerah biji berasal


Banyak sekali masyarakat Indonesia yang tidak sadar bahwa negara kita tercinta, Indonesia adalah penghasil kopi terbesar. Banyak yang tidak sadar pula bahwa bji kopi Indonesia yang berkualitas ( specialty ) diekspor keluar negeri.

Minuman kopi itu sebenarnya bukan minuman yang hanya untuk menemani begadang. Dan tahukah bahwa, setiap kopi itu memiliki karakteristik rasa yang berbeda ?, bergantung dari mana daerah biji berasal.

Orang luar sangat iri dengan berbagai rasa kopi dari perkebunan tanah air kita. Rasa, mutu dan aroma kopi sangat bergantung dari diamana tanaman kopi itu tumbuh.

Faktor ketinggian tanah, suhu, cuaca, cara perawatan, lingkungan sekitar kebun, proses pasca panen, pengeringan hingga proses penyangraian sangat berpengaruh terhadap suatu cita rasa dan ke unikan dari kopi.

Sebagai contoh :
Kopi Arabika Wamena Papua, memiliki aroma dan cita rasa yang khas dibandingkan dengan cita rasa kopi Arabika yang lain.

Kelebihan Kopi Arabika Wamena :
- Tumbuh di daerah pegunungan Jayawijaya Wamena dengan ketinggian 1.600 mdpl
- Tumbuh subur secara alami tanpa menggunakan pupuk kimia.
- Memiliki aroma dan cita rasa yang khas
- Dapat digolongkan Kopi Organik berdasarkan proses pertumbuhan secara alami.
- Tidak terasa asam karena memiliki kadar asam rendah sehingga aman diminum bagi semua orang.

Kopi Papua memiliki citarasa : heavy body, chocolate, earth, and spicy finish.

Kopi Aceh Gayo: Dalam cupping score (penilaian rasa) terhadap kopi Gayo, yang dilakukan oleh Specialty Coffee Association of America (SCAA- Asosiasi Kopi Spesialty Amerika), kopi Gayo memperoleh nilai / score 85. 

Nilai ini tinggi untuk penilaian cita rasa kopi, sehingga kopi Gayo memang layak disebut sebagai kopi specialty.

Kopi Aceh Gayo bercitarasa : medium smooth body, sweet spicy, artinya kekentalan yang pas dengan tipe rasa “Exotic taste ” yakni cita rasa perpaduan rempah dan buah-buahan.

Sejarah Kopi:
Indonesia terkenal sebagai salah satu negri penghasil kopi terbaik di Dunia. Sejak zaman dahulu, kopi merupakan minuman yang telah dinikmati oleh semua kalangan tanpa memandang latar belakang sosial ekonomi. 

Istilah a Cup of Java terkenal di dunia barat sebagai secangkir kopi yang identik dengan pulau Jawa. Kawasan Priangan merupakan tempat pertama pengembangan perkebunan kopi di Indonesia. 

Catatan sejarah menunjukkan, tahun 1696 Walikota Asterdam, Nicholas Witsen memerintahkan komandan pasukan Belanda di Malabar India, Adrian Van Ommen, untuk membawa bibit kopi arabika ke Nusantara, tetapi bibit pertama ini gagal tumbuh karena banjir. 

Usaha pengembangan kopi kedua dilaporkan terjadi pada tahun 1699. Percobaan pertama dilakukan di daerah Pondok kopi, Batavia. 

Setelah tumbuh dengan baik di sana, Belanda mendirikan perkebunan kopi pertama di daerah Priangan Jawa Barat dengan sistem tanam paksa. Setelah pengembangan kopi hampir di seluruh Pulau Jawa pada tahun 1750, Belanda mulai mengembangkan perkebunan kopi arabika di Sumatra, Bali, Sulawesi, dan Kepulauan Timor.


Kopi Luwak
Asal mula Kopi Luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di Hindia Belanda terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Salah satunya adalah bibit kopi arabika yang didatangkan dari Yaman. 


Pada era "Tanam Paksa" atau Cultuurstelsel (1830-1870), Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, akan tetapi penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu. 

Kemudian pekerja perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna.

Biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi luwak. 

Kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya tercium oleh warga Belanda pemilik perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman kolonial.

Tercatat pada tahun 1725 Nusantara merupakan kawasan pengekspor kopi terbesar di dunia yang sebagian besar produksinya berasal dari pulau Jawa.

VOC membuat perjanjian berat sebelah dengan penguasa setempat, di mana para pribumi diwajibkan menanam kopi yang harus diserahkan ke VOC. Perjanjian ini disebut Koffiestelsel (sistem kopi). Biji kopi berkualitas tinggi dari tanah Jawa Barat membanjiri Eropa. 

Kopi Java Preanger saat itu begitu terkenal di Eropa sehingga orang-orang Eropa menyebutnya bukan secangkir kopi, melainkan Secangkir Jawa (a cup of java). Sampai pertengahan abad ke-19 kopi Java Preanger adalah yang terbaik di dunia.
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda