Penampilan atlit muslimah yang meng inspirasi Nike untuk memproduksi Pro Hijab

Penampilan atlit muslimah yang meng inspirasi Nike untuk memproduksi Pro Hijab

Sarah Attar became the first woman to compete in Olympic for Saudi Arabia. Di Indonesia Islam dinistakan di luar sana Muslim mulai menujukan taringnya,

Sarah Attar became the first woman to compete in Olympic

Sarah Attar became the first woman to compete in Olympic track and field for Saudi Arabia Wednesday, finishing her 800-meter heat more than 40 seconds behind the lead runners but to a roar of applause from spectators in London.

Wearing a white headscarf, green zipped jacket and black leggings, Attar, 19, finished the race in 2 minutes and 44.95 seconds, the last of eight runners in her heat


Merek olah raga Nike baru saja meluncurkan produk olahraga

Meski apa yang dilakukan Nike sangat diapresiasi masyarakat, terutama umat muslim di seluruh dunia, namun Nike bukanlah yang pertama. Pada Olimpiade London 2012 lalu, Sarah Attar dan Woroud Sawalha adalah atlit yang mewakili Saudi Arabia dan Palestina yang mengenakan hijab.
Saat itu, Sarah mengenakan seragam buatan Oiselle, sebuah perusahaan berbasis di Oregon.


Palestinian Woroud Sawalha competes in the women's 800-meter race.
In the same 800 meter heats Wednesday, Palestinian runner Woroud Sawalha also took to the track in a headscarf and long clothing. She finished 21 seconds behind the winner of her heat, but said she was competing to run her best-ever race and to set an example for Palestinian women.



Merek olah raga Nike baru saja meluncurkan produk olahraganya, yang spesial untuk wanita muslim. Produk yang dinamakan “Pro Hijab” itu merupakan hijab khusus untuk berolahraga.

Berbahan polyester, produk ini tergolong ringan, lembut, dan elastis, sehingga nyaman untuk dipakai ketika berolahraga. Lubang-lubang kecil yang tak terlihat pada kainnya juga dibuat untuk menghindari penggunanya merasa gerah. Produk ini sendiri diluncurkan hanya dua hari menjelang peringatan Hari Perempuan Internasional.

Nike menjelaskan, mereka memulai mengembangkan Pro Hijab setelah beberapa atlet muslim mengeluh tentang hijabnya saat berkompetisi. Proses desainnya sendiri memakan waktu hingga 13 bulan. Rencananya, Pro Hijab akan mulai tersedia di gerai-gerai Nike pada awal tahun 2018. Pro Hijab akan dijual dengan dua ukuran, yakni XS/S dan M/L dengan 3 warna pilihan yang merupakan warna gelap dan netral.

Atlet seluncur es asal Emirat Arab, Zahra Lari

Pro Hijab tersebut sudah diuji coba oleh atlet seluncur es asal Emirat, Zahra Lari. Ia mengenakannya ketika berkompetisi di atas es. “Saya merasa senang sekaligus tersentuh melihat Nike mengembangkan produk hijab,” kata Lari seperti dikutip di CNN Money. “Saya sudah mencoba berbagai hijab untuk berkompetisi, tetapi hanya beberapa yang nyaman,” katanya.

Menurut juru bicara NIke, Megan Saalfeld, proses pembuatan produk Nike Pro Hijab ini dilakukan oleh NIke bekerja sama dengan beberapa atlit dari Timur Tengah. Seperti halnya Zahra Lari, skater dari Emirat dan Manal Rostom, pelatih atletik dari Mesir. "Kami mendapat banyak masukan dari para atlit untuk mendapatkan produk yang lebih baik. Kami harap, produk kami bisa mewakili keinginan mereka," kata Megan.

Hingga kini, hijab yang khusus untuk wanita pecinta olahraga masih sulit didapatkan. Bahkan, sebelumnya ada kasus atlet petinju wanita yang didiskualifikasi karena mengenakan hijab ketika bertanding. Dengan adanya Pro Hijab, Nike diharapkan dapat menyetarakan atlet dari berbagai agama.

Dari penampilan Sarah dan Sawalha itulah, Nike kemudian terinspirasi untuk membuat produk sejenis untuk membuat atlit muslimah tampil nyaman saat berolahraga.
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda