Membongkar cara kerja pembuat opini pencitraan, agar masyarakat mau mengikuti kehendaknya

Membongkar cara kerja pembuat opini pencitraan, agar masyarakat mau mengikuti kehendaknya

Dalam peperangan opini publik, sutradara yang baik dalam mengatur lakon akan memenangkan persaingan.


Dengan kerasnya persaingan di segala bidang, kia harus pandai mencari celah bagaimana agar bisa menjadi pemenang, tidak terpuruk, terlupakan kemudian seakan mati tanpa bekas. Artikel ini berujuan  sebagai bahan pembelajaran, bagaimana agar kita dapat eksis di era teknologi.

Seiring berkembangnya IT, kini segala arus informasi bisa segera tersebar hanya melalui perantaraan udara. Udara akan menghantarkan gelombang informasi tentang dunia. Peranan media masa tidak dapat dilepaskan dari arti keberadaan media itu sendiri. Marshall McLuhan, seorang sosiolog Kanada mengatakan bahwa ”media is the extension of men”.

Kekuatan Opini publik :
  1. Opini publik dapat menjadi suatu hukuman sosial terhadap orang atau sekelompok orang yang terkena hukuman tsb.
  2. Opini publik sebagai pendukung bagi kelangsungan berlakunya norma sopan santun dan susila, baik antara yang muda dengan yang lebih tua maupun antara yang lebih muda dengan sesamanya.
  3. Opini publik dapat mempertahankan eksistensi suatu lembaga atau bahkan bisa juga menghancurkan suatu lembaga.
  4. Opini publik dapat mempertahankan atau menghancurkan suatu kebudayaan.
  5. Opini publik dapat pula melestarikan norma sosial.

Politik pencitraan sudah berlangsung lama yang berasal dari Amerika Serikat yang memiliki sejarah panjang demokrasi. Di Amerika Serikat, sudah berlangsung lama pemilihan presiden secara langsung dengan menggunakan media untuk kampanye.

Diawali oleh Richard Nixon sebagai calon wapres di tahun 1952. Pada saat itu Richard Nixon dicitrakan negatif oleh pers tentang dana kampanyenya. Nixon mengcounter,  menggunakan televisi untuk menjelaskan posisi sekaligus memperbaiki citra.

Di TV Truman tampil bersama keluarga serta anjing kesayangannya, kesan keluarga harmonis impian warga Amerika. Sejak saat itu citra Nixon melambung, dan itulah awal digunakannya TV untuk media kampanye pencitraan.

Selain TV sebagai media pencitraan, saat ini social media juga merupakan media yang efektif untuk melakukan itu. Social media ini dipilih karena dari riset 87% pengguna internet juga merupakan pengguna social media. Ini juga yang dilakukan oleh Barack Obama, menggunakan social media sebagai "pasukan tempur" yang strategis. Terbukti, Obama bisa menjadi Presiden Amerika untuk dua periode.

Media telah menjadi sarana dalam upaya perluasan ide-ide, gagasan-gagasan, dan pemikiran terhadap kenyataan sosial. Oleh karenanya, media semakin marak digunakan sebagai penggiring opini masyarakat menuju pencitraan yang diinginkan. Dengan begitu, media pun telah menjadi alat pembentuk citra.

Terlebih lagi pada masa kampanye, baik dari tingkat daerah maupun tingkat nasional. Semua kandidat benar-benar menggunakan media secara masif (dilakukan secara besar-besaran) dan sistematis (dengan perencanaan dan pengkoordinasian secara matang).

Terlepas dari konten kampanye yang disampaikan, para kandidat tidak segan-segan mengeluarkan dana kampanye yang tidak sedikit demi menggiring opini masyarakat melalui penguasaan media.

Tak bisa dipungkiri lagi bahwa perkembangan manusia pada zaman modern, tidak terlepas dari peran media. Media telah menjadikan dunia terasa datar.

Pandangan masyarakat terhadap suatu permasalahan di negeri kita pun tidak terlepas dari peran media. Peran media menjadi sangat vital karena bertanggung jawab dalam membentuk opini masyarakat.

Bernard Berelson mengatakan bahwa opini publik merupakan pertukaran informasi yang membentuk sikap. Opini publik mempunyai kompetensi berupa pengaruh yang tidak sedikit dalam kehidupan sosial. Siapa yang trampil dalam mengolah opini, akan menjadi pemenangnya dalam sebuah kompetisi.

Opini yang berkembang di masyarakat akan menjelma menjadi sikap dan mentalitas dari masyarakat itu sendiri. Sebuah pemikiran yang tersampaikan pada masyarakat akan menjadi dasar bagi tindak-tanduk perilaku masyarakat.

Tak jarang dampak media massa bisa membuat perilaku masyarakat bersifat “beringas” begitu mendapat suatu informasi atau berita.

Media massa sebagai penggerak opini publik menjadikannya sebagai alat pengonstruksi masyarakat. Namun, di samping itu, masyarakat pun dituntut untuk bisa berlaku arif dan bijak dalam menyikapi suatu pemberitaan yang diperolehnya, jangan serta-merta terpancing sebelum mengetahui kebenaran dari suatu pemberitaan.

Opini publik bisa dibentuk, dalam arti direncanakan atau dimanipulasi dalam berbagai kegiatan seperti propaganda, publisitas, jurnalistik, periklanan, dan metode komunikasi lainnya. Dalam peperangan opini publik, sutradara yang baik dalam mengatur lakon akan memenangkan persaingan ibarat sebuah pertandingan.

Demikian juga halnya pada sebuah industri, pembentukan opini publik yang menarik akan membangkitkan niat masyarakat untuk mencintai produk yang dihasilkannya. Yang kalah akan masuk gudang, kemudian berselimut debu, akhirnya menjadi barang rongsokan.

Contoh-contoh pembentukan opini :

Karena mendengarkan isu yang menyatakan Prabowo-Hatta menang di putusan MK, ratusan pendukungnya menyanyi, sujud syukur, dan berpelukan. Padahal Prabowo kalah.


Ada tahapan perkembangan suatu opini yaitu luftartige,  flussige,  fastige.
  1. luftarig adalah opini publik laksana uap, yang tahap perkembangannya masih terombang-ambing mencari bentuknya yang nyata
  2. flussig mempunyai sifat seperti air dengan bentuknya yang nyata, namun masih bisa dialirkan
  3. fastige adalah opini publik yang sudah solid (kuat)
Tim pendukung Jokowi membentuk semacam jaringan udara yang bergerak melalui jaringan internet. Mereka masuk melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter serta banyak media massa online, untuk menggiring opini publik dengan tujuan agar Jokowi tidak pernah salah di mata publik.

Pendukung fanatik Jokowi kemudian membuat istilah baru yakni pasukan nasi bungkus (panasbung),
untuk membuat ramai dunia maya dengan isu-isu soal Jokowi.

Pembentukan opini di  media sosial

Satu orang membawahi banyak akun di media sosial. Sepertinya banyak orang yang berkomentar, padahal hanya dikendalikan satu orang supaya terbentuk opini.

TIM menarik banyak orang untuk dilibatkan dalam serangan udara tersebut. Kebanyakan itu penjaga toko, penjaga gerai telepon seluler, ada juga yang tukang becak. (trb)


Iklan layanan masyarakat untuk penggiring opini agar masyarakat bersimpati


Iklan layanan masyarakat untuk penggiring opini agar masyarakat tidak bersimpati

Pembentukan opini publik yang tidak tepat akan berbalik menjadi pencitraan yang buruk, jika diibaratkan adegan sebuah film, membuat opini publik harus ada skenarionya juga. Jadi tidak asal, karena bisa berdampak tidak baik.
.

Kejelian dalam memilih isu kecil bisa berdampak besar jika dimuat pada media mainstream. (Prabowo tak ladeni cipika cipiki Jokowi)..


Sebagian besar ketidaksetujuan orang lain kepada Anda, bersumber dari sudut pandang yang berbeda dalam melihat satu hal yang sama. Bersabarlah dan tetaplah berlaku penuh hormat dalam perbedaan pendapat. Itulah kedewasaan.

Dari berbagai sumber Internet yang dirangkum...
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda

No comments

Komentar anda sangat berguna untuk meningkatkan penulisan artikel