Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto getol mengkritik pemerintah jelang Pemilu 2019. Setelah menyebut Indonesia akan bubar pada tahun 2030 berdasarkan novel 'Ghost Fleet', kini Prabowo menyebut ada elite di negeri ini yang goblok dan bermental maling.
Tuduhan pedas tersebut disampaikan oleh Prabowo di hadapan kader Gerindra dan warga di Karawang, Jawa Barat, Sabtu (31/1). Terlontarnya pernyataan tersebut tak lepas dari dirinya yang tengah menyoroti tertinggalnya Indonesia dibandingkan dengan Singapura. Tata kelola yang buruk, kata Prabowo, menyebabkan Indonesia jauh tertinggal.
"Jangan-jangan karena elite kita yang goblok atau menurut saya campuran itu. Sudah serakah, mental maling, kemudian hatinya sudah beku. Tidak setia pada rakyat, hanya ingin kaya di atas penderitaan rakyat," ucap Prabowo berapi-api saat berpidato di Gedung Serbaguna Istana Kana Cikampek, Sabtu (31/3).
Menurut Prabowo, pendapatan warga di Singapura mencapai 53 ribu dolar AS per tahun. Atau sekitar 15 kali lipat dari pendapatan warga Indonesia yang hanya mencapai 3.600 dolar AS per tahun. Padahal, kata dia, Indonesia memiliki sumber daya alam yang tak dimiliki Singapura.
"Singapura itu wilayahnya sebesar Kabupaten Bogor. Jumlah penduduknya 5 juta orang, kita 250 juta. Kita punya tembaga, nikel, bauksit, tembaga, minyak, gas, dan semua yang anda bisa cari di Republik Indonesia," imbuhnya.
Selain itu, Prabowo mengkritik iklim politik di Jakarta yang para elitenya memiliki wajah penipu. Tak dirinci siapa yang dimaksud itu.
"Saya malas di Jakarta. Elite di Jakarta itu saya lihat mukanya itu penuh tipu. Saya lebih seneng melihat muka kalian ini. Tampang kalian miskin tapi jujur," katanya kepada warga Cikampek.
Berikut petikan pidato Prabowo:
Tidak ada kekayaan nasional yang tinggal di Indonesia. Pabrik-pabrik yang sekian ribu, apakah milik rakyat? Di karawang, di Purawakata. Bahkan kalian enggak boleh masuk ke kawasan itu.
Saudara-saudara sekalian. Kalau kita lihat penghasilan rata-rata bangsa Indonesia. Rata-rata loh ya. Yang paling miskin dan yang paling kaya rata-ratanya sekitar 3600, 3700 dolar AS enggak sampai. Ini 2016 3500 dolar AS per tahun, rata-rata. Jadi ya rata-rata bangsa Indonesia sekitar Rp 4 juta sebulan. Rata-rata.
Tapi saya yakin banyak di antara kalian yang penghasilannya tidak sampai Rp 4 juta sebulan. Betul? Di Singapura, penghasilannya adalah 53 ribu dolar AS setahun. Jadi 15 kali Indonesia. Penghasilannya 15 kali kita, padahal Singapura itu wilayahnya sebesar Kabupaten Bogor. Jumlah penduduknya 5 juta orang. Kita 250 juta. Kita punya tembaga, nikel, bauksit, tembaga, minyak, gas, dan semua yang Anda bisa cari di Reublik Indonesia.
Minyak bumi, belum lagi hasil pertanian. Kita punya semua. Singapura, 1 hektare kelapa sawit enggak ada. 1 hektare kebun kopi tidak ada. Tapi dia bisa penghasilannya 52 ribu, kalau kita kurang dari 4 ribu. Pertanyannya, apakah bangsa Indonesia lebih bodoh dari Singapura? Pertanyaan kedua adalah, apakah rakyat Indonesia lebih malas dibandingkan rayat Singapura? Pertanyaan selanjutnya, berarti ada masalah lain. Jangan-jangan sistem kita salah. Jangan-jangan karena salah urus.
Jangan-jangan karena elite kita yang goblok atau menurut saya campuran itu. Sudah serakah, mental maling, kemudian hatinya sudah beku. Tidak setia pada rakyat, hanya ingin kaya di atas penderitaan rakyat.
Saudara-saudara, saya memang senang jalan-jalan ke kabupaten, kecamatan. Saya males di Jakarta. Elite di Jakarta itu, haduh. Jadi saya jarang hadir di dalam situ. Udah masuk ke ruangan seperti ini, saya lihat mukanya itu penuh tipu. Saya lebih seneng melihat muka kalian ini. Tampang kalian miskin tapi jujur.
Saya ini mantan komandan. Dari muda komandan terus. Komandan pleton mimpin 30 orang. Komandan polisi militer mimpin 100 orang, komandan batalyon 600 orang, komandan kopasus 6 ribu orang. Jadi saya ini biasa kalau ngelihat tampang2 anak buah. Yang mana yang serakah, yang mana yang elak-elakan, yang mana yang bebel. Kelihatan. Enggak usah ngomong, dari bentuk badannya kelihatan. (k)