Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis survei pasca debat capres perdana. Hasilnya berdasarkan responden, pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo- Ma'ruf Amin unggul di angka 50 persen, dibandingkan pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dengan angka 35,4 persen.
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai penguasaan materi Jokowi lebih bagus ketimbang Prabowo. Jawaban eks Danjen Kopassus itu disebut keluar konteks.
"Prabowo ingin tampil manis tapi tidak tahu apa-apa. Banyak out off context jawabannya. Pak Prabowo kemarin hanya ingin terlihat manis, tidak kelihatan sangar," kata Adi saat dihubungi, Sabtu (2/2).
Adi menilai Prabowo terlalu menahan ekspresi. Berbeda dengan gaya yang biasanya berapi-api. Terkesan terlalu menutupi karakternya yang biasanya tidak tenang.
"Prabowo enggak stylis kalau dia ngomongnya tidak berapi-api. Kelihatan sekali dia terlalu menahan diri banget, ketika dia ditanya tentang caleg eks koruptor di Gerindra, ketika moderator bilang tidak boleh nanggapin. Kelihatan banget dia joget-joget. Itu ekspresi kemarahan yang terpendam sebetulnya. Mestinya dia langsung potong saja moderator. Ini debat kok ini panggung mereka. Moderator hanya mengatur lalu lintas saja," jelasnya.
Di sisi lain, Adi menilai elektabilitas tak begitu terbaca hanya dari debat perdana. Itu juga diamini oleh survei LSI yang mencatat kenaikan elektabilitas kedua pasangan calon pascadebat di bawah 1 persen. Masyarakat dinilai tak puas dengan performa debat sehingga tak begitu menggoyang pemilih galau (undecided voter)
"Kalau ukurannya debat saya kira terlampau buru-buru ya, apalagi debat pertama ini dilihat agak sedikit hambar, normatif dan kurang greget," ujar Adi.
Dia menyarankan kedua pasangan calon harus tampil maksimal dalam debat capres kedua. Serta tak perlu takut saling serang karena hanya memikirkan dampak elektabilitas.
"Di debat kedua Jokowi dan Pak Prabowo harus tampil orisinil saja. Jokowi apa adanya sampaikan visi misinya, kalau mau nyerang ya nyerang saja enggak perlu sungkan. Enggak perlu takut karena elektabilitas, begitupun Prabowo," tandasnya. (Ahda Bayhaqi/mdk)