Luarnya Jelek tapi dalamnya aduhai

Luarnya Jelek tapi dalamnya aduhai


Yang merasa jelek, jangan minder yak, hehe. Banyak loh, yang luarnya jelek, tetapi ternyata isinya luar biasa. Kondisi luaran tidak mencerminkan kualitas daleman.

Nah, ini berlaku bagi buah-buahan tropis Indonesia. Bisa jadi kulit luar jelek, tetapi kandungan gizinya makjleb bagi tubuh manusia. Sayang, banyak dari kita yang sekarang malah suka yang mulus-mulus, beli di retail modern, tetapi ternyata impor. Padahal buah kalau di impor, ampun deh, perjalanannya aja berapa lama tuh? Bagaimana dengan tingkat kesegarannya? Dan coba disimpan di rumah deh. Bisa berbulan-bulan juga masih tahan. Sampe bingung nih buah dikasih apa sampe awet gini ya?

Sayang, kadang karena tampilan buah jugalah, petani tidak bisa mengakses retail modern. Seperti buah pisang yang suka saya beli di pinggiran jalan. Buah ini tampilannya jelek. Saya malah sempat gak mau beli, karena tak kirain busuk. Harganya juga gak terlalu mahal, saya belinya Rp 15 ribu/sisir. Eh pas dibuka di rumah, ternyata warnanya kuning cerah, enak dan manis. Seger deh. Itu namanya pisang Raja.



Pisang ini bagus sekali khasiatnya bagi kesehatan. Pisang raja ini per 100 g mengandung protein 1,2 g, karbohidrat 31 g, kalsium 10 mg, fosfor, besi, betakaroten tinggi sekali (950 SI), vit. B, vit.C yang tinggi serta kandungan serat yang sangat baik bagi kesehatan.

Sekarang ini juga lagi trend sebutan: one banana a day keeps the doctor away! Karena mengkonsumsi pisang, bisa mencegah penyakit anemia (karena kandungan zat besi), mengurangi resiko tekanan darah tinggi dan stroke (karena kandungan potassium), mengantisipasi susah BAB alias konstipasi (kandungan serat), mencegah depresi (kandungan trypothopan), dan sebagainya. Bahkan dari suatu kajian, memakan pisang dapat meningkatkan kemampuan otak.

Selain pisang raja, adalagi tampilan buah tropis yang jelek. Tebak apaan, hayyo, hehe. Nah itu, buah salak. Sudah item, bersisik pula. Dah gitu, kalau ngupasnya kudu hati-hati, karena tangan bisa luka. Salak termasuk buah asli tropis Indonesia.

Ternyata salak ini juga tidak kalah hebat kandungan gizinya. Saya baru tahu, ketika mau beli di suatu toko, dilampirkan nilai gizi oleh lembaga penelitian gizi IPB. Wow, ternyata kandungan betakaroten salak lebih tinggi 3 kali dibandingkan jambu biji, 5 kali lebih tinggi daripada mangga. Jadi baik untuk kesehatan mata. Salak juga memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap untuk vitamin B (B1 hingga B6), dan asam amino esensial bagi tubuh.

Yang menarik, ternyata kedua buah tropis itu sangat gampang tumbuhnya di Indonesia. Kalau sudah tumbuh, gak perlu dipelihara sudah hidup sendiri. Beberapa hari yang lalu, kami memanen buah pisang yang banyak banget dari kebun kantor. Itu gara-gara OB ngasih pupuk kandang, eh langsung buahnya sebarek abrek. Tandannya keberatan, sampe pohonnya miring trus tumbang, hehe.

Begitu juga dengan salak. Cukup lempar bijinya, langsung tumbuh sendiri. Saya punya beberapa tanaman salak yang tumbuh sendiri, karena bijinya emang disebar. Tetapi tidak ada perlakuan khusus.

Cuman, kalau mau profesional dan skala produksi, tentu kemampuan produksi buah tropis ini diperhitungkan dan diperlakukan dengan sebaik-baiknya. Inilah kekayaan Indonesia, karena variasi pisang Indonesia terbesar di dunia. Tetapi kemampuan produksinya no.7, masih kalah oleh India dan Uganda.

Jadi, mari cintai ploduk-ploduk Indonesia. Kalau tidak bisa produksi high-tech lokal, yah paling tidak mencintai yang sudah ada. Jangan sampai ini punah pula, karena ketidak pedulian kita.

kompasiana.com/makanan
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda

No comments

Komentar anda sangat berguna untuk meningkatkan penulisan artikel