Seiring dengan masuknya investasi besar-besaran ke Indonesia, Cina meminta Kawasan Ekonomi Khusus kepada pemerintah Indonesia. Diberlakukannya Zona Ekonomi maka Cina akan punya daerah jajahan di tanah air kita seraya membawa serta uang, sumberdaya manusia dan pabrik-pabriknya ke Indonesia secara serentak.
Ada satu perkembangan yang cukup mengkhawatirkan dalam beberapa waktu ke depan, seiring dengan kemunculan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Cina akan menetapkan Indonesia sebagai wilayah target investasinya. Bahkan bukan itu saja. Cina ingin masuk dalam satu kawasan ekonomi khusus (KEK) di Indonesia.
Tak pelak lagi ini merupakan isyarat bahwa pemerintah Indonesia telah membuka pintu lebar-lebar bagi para Taipan Pesisir Cina Selatan untuk melakukan invasi ekonomi ke beberapa wilayah yang punya nilai strategis secara geopolitik di Indonesia.
Betapa tidak. Di Bitung, salah satu kota di Sulawesi Utara, Cina akan membangun kawasan perindustrian secara menyeluruh, berikut infrastrukturnya seperti pelabuhan dan bandara, dalam satu kompleks. Jika kita tidak berhasil mengetahui agenda-agenda tersembunyi Cina, maka bisa dipastikan akan menjadi bencana geopolitik bagi Indonesia.
Sebab bisa-bisa, lapangan udara maupun pelabuhan-pelabuhan vital kita, secara Hankam akan sepenuhnya berada dalam kekuasaan negara asing. Apalagi Sulawesi Utara secara geostrategi, dipandang sebagai pintu masuk Indonesia ke kawasan Asia Pasifik. Terutama ke Filipina yang merupakan sekutu tradisional Amerika Serikat di kawasan Asia Tenggara.
Namun masuknya investasi Cina ke Indonesia yang dipandu oleh Skema Kawasan Ekonomi Khusus, nampaknya jauh lebih berbahaya di balik rencana investasi besar-besaran Cina ke Indonesia.
Karena skema KEK ini, mengingatkan kita pada skema serupa yang diterapkan Deng Xioping pada 1979, untuk menjalin persekutuan strategis dengan Cina-Cina Rantau yang sebagian besar merupakan pebisnis besar yang merajai negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Agar bisa menanam investasi secara besar-besaran di Cina Daratan.
Para Taipan yang menyebar di berbagai kawasan dunia termasuk Asia Pasifik, bisa ditarik kembali ke negeri para leluhurnya, agar berinvestasi.
Gagasan dasar Deng adalah, mengingat kebijakan pintu tertutup dan sosialisme ortodoks yang diterapkan Mao Zedong ternyata malah menyengsarakan dan memiskinkan rakyat Cina, Deng kemudian mencanangkan sebuah arah kebijakan strategis baru dalam bidang perekonomian, yaitu pemerintah pusat Cina secara aktif mendorong warganya agar terlibat dalam perdagangan dan kegiatan komersial swasta untuk memburu keuntungan.
Dengan begitu, pintu gerbang itu dibiarkan sedikit terbuka untuk perusahaan-perusahaan asing. Dan ini berarti, termasuk para Taipan Cina rantau yang kebetulan sebagian besar daerah kelahirannya berasal dari Cina Selatan.
Sterling Seagrave, mantan wartawan investigasi di Asia asal Inggris, menulis buku menarik Lords of the Rim. Membongkar jaringan Cina Perantauan atau Cina Pesisir (Overseas Chinese). Dan sepak-terjangnya di kawasan Asia, termasuk Indonesia.
Menurut Seagrave dalam bukunya ini, kampung leluhur para pengusaha kakap Cina berasal dari Pesisir (Pacific Rim) atau Cina Selatan, terutama Kwangtung, Fukien. Masuk akal jika Deng melalui kebijakan strategisnya menggalang dukungan para Taipan Cina Selatan ini kemudian memprioritaskan Provinsi Kwantung dan Fukien, basis kekuatan dan kampung leluhur para Taipan Cina Selatan.
Zona Ekonomi Khusus (SEZ) sejatinya diciptakan dengan hak-hak istimewa (SEZ) diciptakan dengan hak-hak istimewa yang bahkan lebih besar. Tiga dari empat SEZ terletak di Provinsi Kwangtung: Shenzhen yang berbatasan dengan Wilayah baru Hongkong, Zhuhai di mulut Sungai Mutiara yang berseberangan dengan Macao, dan Shanto(Swatow), tanah kelahiran para Taipan dari suku Teochiu yang merupakan taipan Pesisir Cina yang terkaya.
Jalinan kerjasama Pemerintah pusat Cina di Beijing dengan para konglomerat Cina Rantau di Indonesia yang umumnya juga berasal dari Cina Selatan seperti Salim Group atau Lippo Group, memang sudah ada sarananya sejak dahulu kala.
Terkait penerapan skema SEZ yang berhasil menjalin aliansi strategis antara pemerinahan Deng di Cina daratan dan para Taipan asal Cina Selatan, rupanya dijalin melalui sistem koneksi sosial yang unik, Guanxi. Melalui sistem koneksi sosial inilah modal para Taipan Cina Selatan berhasil dialirkan ke negeri leluhurnya di Cina daratan.
Haluslah agar kau tak terlihat
Misteriuslah agar kau tak teraba
Maka kau akan kuasai nasib lawanmu...