Mengasikan merasakan gurihnya suasana malam di Bangkok

Mengasikan merasakan gurihnya suasana malam di Bangkok

Thailand memang terkenal dengan para transgender atau biasa disebut lady boy-nya. Sulit membedakan mana wanita tulen dan wanita 'jadi-jadian' di kawasan ini

Tidak dipungkiri dan harus di akui, Thailand memang pintar mengelola wisata hiburan, para pelaku hiburan malam tersebut akan total memberikan yang terbaik bagi para tamu dari manapun asal negeri anda. Daerah lampu merah Patpong di Bangkok, Thailand, selalu jadi obrolan para traveller yang mencari hiburan malam. Semakin malam, kawasan Patpong semakin panas.


Patpong sudah  tersohor dengan pasar malam dan tempat lokalisasi hiburan malam yang dilegalkan oleh pemerintah Thailand. Tujuannya tidak lain adalah untuk menarik wisatawan dan menjadi pemasukan bagi pemerintah Negeri Gajah Putih ini.

Patpong merupakan wilayah yang sudah dikenal di seluruh dunia sebagai kawasan prostitusi. Selain itu, kawasan yang selalu ramai dikunjungi turis tersebut menawarkan pasar malam dengan menjual sejumlah suvenir.

Menariknya, sejumlah pedagang kaki lima juga menawarkan sex toys, seperti dildo dan vibrator, serta DVD porno.

Kalaupun tidak berniat untuk masuk ke dalam klub, namun tetap ingin merasakan atmosfer kemeriahan malam di Patpong sambil cuci mata, di pinggir jalan banyak warung-warung makanan dengan harga yang relatif murah.


Mengunjungi Bangkok, Thailand, ada tiga nama yang paling sering disebut, jika ingin menikmati hiburan malam, yaitu Soe Nana, Patpong, dan Dome. Tiga nama tersebut selalu ditawarkan pengemudi taksi maupun pemandu wisata yang membawa turis melancong ke ibukota negeri Gajah Putih.


Saat  Code Lab sedang berjalan dikawasan Patpong, beberapa orang mendekati dan mencoba mengajak berbicara dengan akrab. Mereka tidak lain adalah calo tempat hiburan yang bertugas menarik tamu untuk mau masuk ke tempatnya.

"You want see pussy dance ? Sex show ? Come with me," ujar salah satu dari mereka.

Calo itu menunjukan sehelai kertas di tangannya yang berisi daftar berbagai tarian erotis yang akan dipertunjukan. Tarian erotis yang ditawarkan tentu tidak biasa karena sebagian besar tarian tersebut menampilkan keahlian para wanita dalam menggunakan alat kelaminnya. Beberapa menu tarian yang ditawarkan diantaranya Pussy Ping Pong, Pussy Smoke Cigarettes, Pussy Open The Bottle, Pussy Candle Fire dan masih banyak lainnya.


Lepas dari satu calo, kami disambut dengan calo lainnya yang terus mengikuti perjalanan selama di kawasan ini. Mereka tidak lelah berjuang untuk merayu Code Lab agar mau masuk ke tempat hiburannya masing-masing.


Selama berjalan di kawasan ini, sejumlah wanita berpakaian seksi tampak berjajar di depan pintu masuk setiap bar. Mereka memanggil dan merayu setiap pejalan kaki yang melewati jalan itu. Suara hingar bingar musik saling bersahutan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Ada juga sejumlah bar yang sengaja membuka sedikit pintunya agar bisa dilihat untuk menarik perhatian tamu dari luar. Sekilas terlihat dari luar, sejumlah wanita berbikini tampak sedang meliuk-liukan tubuhnya di tiang-tiang yang ada.


"Come in guys. No lady boy here,"  teriak seorang wanita bertubuh aduhai menyapa Code Lab dan para pejalan kaki.

Code Lab hanya tersenyum dan mengatakan "No Thanks." Thailand memang terkenal dengan para transgender atau biasa disebut lady boy-nya. Sulit membedakan mana wanita tulen dan wanita 'jadi-jadian' di kawasan ini.

Teman Code Lab yang sudah lama tinggal di Bangkok mengingatkan agar tidak masuk ke bar-bar tersebut karena uang anda akan dikuras habis dengan harga minuman yang sangat mahal.

Menyaksikan hubungan seks secara live
Meski menawarkan live show hubungan seks, namun kawasan Patpong tidak lebih terkenal dari Soe Nana. Di klub Tiger Show, pengunjung lebih terasa puas menyaksikan adegan intim di atas meja panggung.

Harga yang ditawarkan juga lebih murah dari Patpong, sekitar 800 baht (Rp160 ribu). Harga tersebut sudah termasuk sebotol minuman ringan sebagai pengganti first drink.

Aksi bersanggama seorang lelaki dengan beberapa perempuan atau sebaliknya, menjadikan tempat ini sebagai tujuan favorit para turis yang ingin menikmati sensasi hiburan malam di Bangkok.

Para "pemain" seks live show tersebut melakukan beberapa adegan intim dengan referensi dari buku kamasutra. Selama kurang lebih 15 menit, para aktor memainkan aksi liar di atas meja panggung hingga mencapai puncaknya.

Riuhnya suara pengunjung membahana saat para pemain melakukan adegan-adegan seks favorit. Sebelumnya, para perempuan cantik terlebih dahulu melakukan atraksi yang mencengangkan, seperti menghisap rokok dengan kemaluannya. Jika sudah berada di dalam klub, para pengunjung biasanya sudah mempersiapkan beberapa ratus baht sebagai uang tip, untuk diberikan pada perempuan pemain yang menghampiri dan menari erotis di hadapannya.

Kabaret Lady Boy yang menggoda
Di tempat ini, pengunjung akan dimanjakan dengan penampilan kabaret lady boy. Lady boy saat ini menjadi salah satu ikon Thailand, yaitu seorang lelaki yang sudah menjalani operasi kelamin. Para lady boy nyaris mirip dengan perempuan. Cantik, dengan hidung mancung, tubuh proporsional, dan payudara yang menggoda.


Mereka membawakan lagu dan tarian secara kolosal. diatas panggung yang berhiaskan lampu warna-warni dan para penampilpun memakai kostum yang menarik. Histeria penonton benar-benar terasa manakala melihat sesosok putri cantik keluar dari panggung, menari dan menyanyi. Benar-benar cantik, tetapi harus sadar bahwa mereka adalah lelaki. Beberapa segmen opera ditampilkan, dari yang romantis, herois hingga humor.


Para lady boy tersebut akan memeragakan kabaret selama hampir satu jam dengan tari sekitar 800 baht (Rp160 ribu). Di kawasan ini, para pengunjung juga diberikan kesempatan untuk berfoto bersama lady boy dan diperkenankan untuk menjamah buah dada mereka, tentunya dengan bayaran. Untuk menjamah buah dada, dipasang tarif sekitar 150 baht (Rp45 ribu). Wooo hebaat kan ?


Jika tidak berminat, pengunjung juga dapat berpose bersama para lady boy dengan gaya khas mereka. Untuk sekali mengabadikan gambar, dipungut biaya sekitar 100 baht (Rp30 ribu). Para pengunjung juga harus siap dengan rayuan para lady boy untuk menjamah dan berfoto bersama, sebab dari situlah mereka mendapatkan tambahan penghasilan.


Korea Selatan duduk di posisi teratas konsumen postitusi di Asia Tenggara, jauh di atas turis Jepang dan Cina. Demikian kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Korean Institute of Criminology yang melakukan survei di 'surga' pelacuran Asia Tenggara di Vietnam, Thailand, Kamboja, dan Filipina.


Menurut, pekerja sosial KIC, wisatawan Korea terbesar dalam hal frekuensi kunjungan mereka ke lokalisasi pelacuran. Di Kamboja, 340.000 pengunjung Korea mamadati lokalisasi pelacuran.


Pada tahun 2010, Badan Obat-obatan dan Kriminal PBB mencatat dalam laporannya bahwa pria Korea adalah klien utama pelacur anak di Kamboja, Thailand, dan Vietnam.
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda

No comments

Komentar anda sangat berguna untuk meningkatkan penulisan artikel