Mencapai Indonesia Merdeka dan Berdaulat

Mencapai Indonesia Merdeka dan Berdaulat


Ketika Presiden Sukarno memilih Bandung sebagai tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika pada 18 hingga 24 April tahun 1955 lalu. Bukan tanpa musabab ketika Bung Karno memilih si 'Kota Kembang' menjadi tempat berkumpulnya 5 kepala negara dan 24 perwakilan negara di Asia dan Afrika.

Dalam buku '50 tahun Indonesia dan Konferensi Asia Afrika' yang diterbitkan Departemen Luar Negeri (kini Kemenlu) disebutkan bahwa Bandung dipilih sendiri oleh Presiden Sukarno waktu itu.

“Beliau (Sukarno) ingin menegaskan kepada dunia bahwa dari Bandung-lah awal gerakan kemerdekaan yang dipimpinnya memulai perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme,” demikian yang tertuang di buku '50 tahun Indonesia dan Konferensi Asia Afrika'


Sejarah pergerakan kemerdekaan yang didengungkan oleh Sukarno memang banyak dilakukan di Bandung. Pada tahun 1926, Sukarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927.

Pada Desember 1930 di hadapan peradilan Landraad Bandung, Bung Karno membacakan pledoi berjudul, 'Indonesia Menggugat'. Pledoi yang mengupas kehidupan rakyat Indonesia di bawah penjajah ini disusun sendiri oleh Sukarno dari balik penjara. Pledoi 'Indonesia Menggugat' ini kemudian menjadi cikal bakal politik melawan kolonialisme dan imperialisme.


Di Bumi Parahiyangan pula Bung Karno pada 30 Maret 1933 menyusun risalah, 'Mencapai Indonesia Merdeka' yang berisi visi dan misi kemerdekaan Indonesia.

Tiga aktivitas pergerakan Bung Karno itulah yang antara lain menjadi alasan dipilihnya Bandung sebagai tempat digelarnya Konferensi Asia Afrika. Pertimbangan lainnya adalah saat itu Bandung menjadi satu-satunya kota dengan hotel yang baik serta memiliki kelengkapan untuk pertemuan bertaraf internasional. Maka dipilihlah Gedung Merdeka di pusat kota Bandung sebagai tempat digelarnya Konferensi Asia Afrika.


Konferensi Asia Afrika kemudian diperingati setiap 10 tahun sekali. pada 18-24 April 2015 genap 60 tahun KAA digelar. Lokasi di sekitar gedung Merdeka pun mulai dipercantik. Tukang-tukang dikerahkan siang dan malam untuk 'memoles' sejumlah pekerjaan seperti; memasang lampu hias, mengecet trotoar, menghias taman, dan memasang bangku taman.


*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda