Dibalik persaingan pembangunan Kerata Cepat Cina

Dibalik persaingan pembangunan Kerata Cepat Cina


Dua raksasa Asia telah mengirim rombongan untuk melobi para pejabat Indonesia, masing-masing mengajukan insentif untuk kontrak bernilai sekitar US$5 miliar (Rp 70,4 triliun) yaitu Jepang dan Cina.

Jepang awalnya yakin akan memenangkan kontrak tersebut setelah menuntaskan studi kelayakan senilai lebih dari $3 juta, namun bulan Maret 2015, tiba-tiba Jokowi mengundang pihak lain yaitu Cina agar memberi penawaran kereta cepat juga.

Para analis yakin bahwa siapa pun yang menang kemungkinan akan menjadi yang terdepan untuk proyek-proyek kereta api kecepatan tinggi di Asia dalam tahun-tahun mendatang, termasuk yang menghubungkan Kuala Lumpur dan Singapura.

Alasan Indonesia cenderung memilih Cina karena proposal mereka tidak terlalu membebani pemerintah dan masalah keamanan juga telah dibahas secara memadai, ujar sumber pemerintah kepada kantor berita Reuters.

Sumber lain, mengatakan Indonesia ingin menyeimbangkan antara kedua kekuatan dalam memberi proyek-proyek infrastruktur tingkat tinggi. Jepang sudah memegang kontrak untuk membangun sistem transit cepat massal dan pembangkit listrik tenaga batu bara terbesar.

Jepang adalah investor terbesar kedua di Indonesia, sementara Cina adalah mitra perdagangan teratas.

Jalur kereta api sepanjang 150 kilometer ini bisa mempersingkat perjalanan antara Jakarta dan Bandung menjadi 35 menit dari tiga jam sebelumnya. Kereta diperkirakan akan mencapai kecepatan 300 kilometer per jam. Indonesia berharap selanjutnya bisa memperluas kerjasama ini dalam membangun kereta cepat yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengirim perwakilan untuk menawarkan perjanjian lebih menarik sebelum tenggat waktu penutupan tender, yang merupakan revisi kedua dari Jepang.

Menurut salah seorang menteri, manuver akhir dari Jepang ini diprotes Cina, Cina mengatakan tidak adil jika Jepang diperbolehkan memasukkan penawaran baru sangat dekat dengan tenggat waktu pengumuman pemenang tender. China telah memperbaiki penawarannya awal Agustus 2015 lalu.

Perlu diketahui :
Cina menawarkan pinjaman Rp 73,92 triliun dengan jangka waktu 50 tahun dan bunga 2 persen dalam dolar AS,

Sedangkan Jepang menawarkan pinjaman Rp 60,14 triliun untuk dibayar selama 40 tahun dengan bunga 0,1 persen dalam Yen, dengan masa tenggang 10 tahun. Proposal terbarunya juga menawarkan jaminan untuk pembiayaan dan peningkatan persentase konten lokal. (VOA)


*  
Admin
Thankyou guys for reading the article Dibalik persaingan pembangunan Kerata Cepat Cina Yours.net admited that though we trying to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Posting may contains Information, speculation or rumor.
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda