Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), TB Hasanuddin, meminta Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto tidak terus berkelit soal dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke PT Freeport Indonesia.
Hasanuddin menjelaskan, saat ini, kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden menjadi semakin terang benderang setelah Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) menerima rekaman pembicaraan pertemuan antara Novanto, pengusaha minyak Reza Chalid, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.
"Maroef sebagai mantan perwira intelijen bisa jadi masih punya bukti-bukti lain yang mungkin akan dibuka pada saatnya nanti, jadi sulit untuk berkelit," kata Hasanuddin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/11/2015).
Untuk diketahui, sebelum menjabat sebagai Presiden Direktur Freeport Indonesia, Maroef adalah seorang petinggi Badan Intelijen Negara (BIN).
Posisi terakhirnya di lembaga itu adalah sebagai Wakil Kepala BIN pada periode 2011-2014. Dia meniti karier dari seorang perwira di TNI Angkatan Udara.
Dengan kapasitas yang dimiliki Maroef itu, Hasanuddin yakin Maroef punya bukti-bukti pencatutan lainnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said melaporkan Ketua DPR Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan atas tuduhan pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menjamin lancarnya renegosiasi kontrak karya PT Freeport.
Dalam laporannya, Sudirman melampirkan bukti rekaman yang diserahkan pada Rabu (18/11/2015).
Bukti itu diserahkan oleh anggota staf khusus Menteri ESDM, Said Didu, dan Kepala Biro Hukum Kementerian ESDM Hufron Asyrofi.
Malamnya, cuplikan rekaman itu diperdengarkan dalam acara Mata Najwa di televisi.
Dalam cuplikan rekaman kedua, terdengar pembicaraan yang menyebut Presiden dan nama Luhut. Ada tiga orang yang berbicara dalam rekaman itu.
+ Saya yakin karena Presiden kasih kode begitu. Berkali-kali segala urusan di DPR selalu segitiga. Pak Luhut, saya, Presiden, setuju, gitu aja....
+ Saya ketemu Presiden, sudahlah, cocok. Artinya dilindungi keberhasilan semua. Belum tentu dikuasai menteri-menteri yang kayak gini, Pak.
+ Enggak ngeri. Itu strategi, Pak.
+ Henry Kissinger-nya itu, Pak.
Selain itu, cuplikan rekaman juga berisi kalimat yang diduga menunjukkan imbalan yang didapat jika renegosiasi Freeport berjalan lancar.
+ Freeport jalan, Bapak itu happy, kita ikut happy, kumpul-kumpul, kita golf, kita beli private jet yang bagus dan representatif.
Tidak dijelaskan, siapa yang berbicara dalam cuplikan rekaman itu.
Meski begitu, dalam laporan Sudirman Said disebutkan, pengusaha yang ikut menemani Novanto saat menemui petinggi Freeport adalah Reza Chalid.
Novanto mengakui, dia mengajak pengusaha minyak Reza Chalid dalam pertemuan dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Maroef Sjamsoeddin.
Dia sengaja mengajak Reza karena curiga dengan Maroef yang mengajak bertemu di kawasan Pacific Place pada 6 Juni 2015 itu.
Menanggapi rekaman yang diperdengarkan, Wakil Ketua MKD Junimart Girsang enggan memberikan komentar.
"Saya dengan segala hormat belum memberi komentar," ucap Junimart dalam acara itu. Meski begitu, Junimart berharap, sidang MKD bisa dilakukan secara terbuka. "Mudah-mudahan di sidang begini adanya. Ini kan menyangkut integritas," ucapnya. [kom]