Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memanfaatkan isu makaler PT Freeport untuk mengambil alih Ketua DPR Setya Novanto yang sekarang ini sedang terkena kasus.
“Makanya PDIP tak melepas Puan Maharani dari keanggotaan DPR, PDIP masih berharap Puan menduduki Ketua DPR. Dengan kasus Freeport yang menimpa Ketua DPR Setya Novanto, PDIP sedang mencari celah,” kata pengamat politik Muslim Arbi dalam pernyataan kepada suaranasional, Rabu (18/11).
Menurut Muslim, kasus PT Freeport ini tidak akan dibawa ke ranah hukum karena kalau dibongkar ada indikasi Luhut Panjaitan terlibat. “Setya Novanto bisa bertemu dengan petinggi Freeport tentunya ada ada orang kuat di belakang. Bahkan dalam transkrip itu di sebut nama Luhut,” papar Muslim.
Kata Muslim, kasus yang melibatkan Setya Novanto akan mengaburkan perpanjangan kontrak PT Freeport. “Sudirman Said selalu berkeinginan untuk memperpanjang kontrak dengan PT Freeport bahkan suratnya sudah beredar di kalangan media,” jelas Muslim.
Muslim menduga pihak Freeport sengaja menjebak Setya Novanto yang kebetulan suka dengan main proyek. “Namanya operasi intelijen itu tentunya harus diketahui karakter orang yang akan jadi target. Kalau orangnya suka main perempuan, maka wanita yang jadi tumbal. Kebetulan Setya Novanto sejak dulu suka main perempuan, maka dikasih umpan untuk mendapatkan saham Freeport dan ia pun kena,” jelas Muslim.
Ia mengingatkan, Presiden Direktur PT Freeport yang mantan petinggi BIN Maroef Sjamsoeddin sudah paham yang namanya operasi intelijen. “Operasi ini mempunyai tujuan untuk memperpanjang kontrak dengan PT Freeport,” jelas Muslim. [SN]