Pemerintah dinilai tidak serius dan cenderung main-main dengan masalah pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS yang tembus angka Rp 14.106 per dolar pada Senin (7/5) kemarin.
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menegaskan bahwa ini merupakan kondisi yang mengkhawatirkan. Sehingga, pemerintah tidak boleh main-main menanggapi masalah yang bisa berdampak ke masyarakat itu.
“Pemerintah jangan main-main, ini masalah yang sangat mengkhawatirkan. Apalagi saat ini belum jelas strategi apa yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut,” kata Ketua Umum KAMMI Irfan Ahmad Fauzi kepada Kantor Berita Politik RMOL, (9/5).
Sikap main-main pemerintah itu bisa ditunjukkan dari keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang baru akan membawa masalah ini dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada tanggal 16 hingga 17 Mei yang akan datang.
"Ini kan aneh, dolar udah naik sekarang masak dibahas nanti," tandasnya.
Kenaikan nilai tukar dolar ini akan sangat berdampak pada semua aspek, terutama masalah impor. Karena menurutnya, impor negara sangat besar dan itu juga menyangkut komoditas bahan-bahan pokok.
"Kita saat ini masih banyak impor komoditas bahan-bahan pokok seperti beras, jadi kalau harga dolar naik tentu harga impor kita juga akan naik," pungkas Irfan. (ian)