Kemampuan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati diragukan untuk memperbaiki kurs rupiah yang kian melemah terhadap dolar AS.
Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengaku ragu SMI bakal mampu memperkuat nilai tukar rupiah. Sebab, untuk berdebat dengan ekonom senior Dr. Rizal Ramli saja dia tidak berani.
"Bagaimana mau mengatasi lemah rupiah, disuruh debat saja sama Jokowi soal utang, Sri Mulyani tidak berani lawan Rizal Ramli," kata Uchok saat berbincang dengan redaksi, Rabu (9/5).
Padahal, lanjut Uchok, debat tersebut sesungguhnya bagus. Melalui debat itu, SMI kata dia pasti mendapatkan masukan-masukan positif.
"Akibat ini semua, utang negara dan swasta akan jadi bengkak. Dan akan berdampak banyak, banyak bank
-bank pada collapse," demikian Uchok.
Diketahui, Rizal Ramli menerima tantangan Presiden Joko Widodo terkait melakukan adu argumen atau debat terbuka dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait utang luar negeri Indonesia.
Sri Mulyani Berperan Melemahkan Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kian melemah. Saat ini kurs jual rupiah sudah tembus Rp 14.106 per dolar AS.
Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan, ada tiga faktor yang membuat rupiah anjlok terhadap dolar AS.
Pertama, melemah rupiah karena disebabkan Indonesia terlalu banyak impor.
"Semua impor, beras impor, garam impor, tenaga kerja diimpor. Sedangkan ekspor kita melemah, tidak ada yang diunggulkan," ujar Uchok saat berbincang dengan redaksi, Rabu (9/5).
Kedua, pelemahan rupiah kata dia juga tidak lepas dari peran kebijakan Bank Central Amerika yang memiliki rencana menaikkan federal fund rate minimal tiga kali, bahkan empat kali di tahun ini.
Ketiga, tambah Uchok, karena faktor kemampuan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang dinilai kurang mumpuni.
"Ini memperlihatkan Menkeu Sri Mulyani kemampuannya turun untuk mengatasi terpuruknya rupiah atas dolar," pungkasnya. (rus)