Mendag lanjutkan impor daging kerbau India walaupun India belum bebas PMK

Mendag lanjutkan impor daging kerbau India walaupun India belum bebas PMK

Enggartiasto Lukita akan melanjutkan impor daging kerbau dari India, padahal impor daging kerbau dari negara yang belum bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) sangat berisiko,


Lebaran memang sudah lewat, tetapi harga daging sapi tidak juga mengalami penurunan. Bahkan, masih ada yang bertengger di atas Rp 100 ribu per kilogram. Oleh sebab itu pemerintah berencana mendatangkan 10 ribu ton daging kerbau dari India.

Menteri Perdagangan ‎(Mendag), Enggartiasto Lukita menegaskan akan tetap melanjutkan rencana impor daging kerbau India yang telah ditetapkan menteri sebelumnya Thomas Trikasih Lembong. Daging kerbau impor dijanjikan mulai membanjiri pasar Indonesia pada bulan ini.

"Impor daging kerbau dari India tetap jalan. Apa yang sudah diputuskan akan jalan," kata Enggar saat berbincang dengan wartawan usai Blusukan di Pasar Modern BSD, Jakarta, Minggu (7/8/2016).

Dia memastikan, impor daging kerbau dari Negeri Bollywood itu akan masuk ke Indonesia pada Agustus ini. "Mudah-mudahan bulan ini (impor masuk)," jelas Enggar yang baru hampir dua pekan itu menjabat sebagai Mendag. (L6)

Berikut hal-hal yang perlu diketahui tentang impor daging kerbau :

1. Tekan lonjakan harga daging sapi :
Motivasi utama pemerintah untuk mengimpor daging kerbau yaitu karena tingginya harga daging sapi. Sejak Lebaran hingga saat ini, harga daging sapi masih stabil di atas Rp 100 ribu per kilogram.

“Menurut Peraturan Menteri Pertanian, daging kerbau ini akan dijual seharga Rp 60 ribu per kilogram,” ujar Direktur Pengadaan Perum Bulog, Wahyu.

Bulog memastikan daging kerbau yang masuk bebas penyakit mulut dan kuku, serta halal dikonsumsi.

2. Buka peluang baru :
Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong juga mendukung masuknya daging kerbau impor ini.

“Tujuannya membuka peluang baru untuk mengurangi dominasi pemasok tradisional. Ini sudah disiapkan beberapa bulan, kalau mau efisien kita harus diverifikasi pemasok daging,” ujar Thomas.

Langkah ini, katanya juga merupakan salah satu langkah dalam paket kebijakan yang bertujuan untuk mengubah negara dan zonasi pemasok daging. Tom, sapaan akrab Mendag, mengatakan Pemerintah Indonesia hendak menghentikan dominasi penyuplai daging yang selama ini datang dari Australia saja.

Dengan terbukanya kerja sama dengan India, maka Indonesia bisa membuka sumber peluang baru.

3. Diprotes peternak :
Peternak yang tergabung dalam Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) memprotes kebijakan impor daging kerbau ini. Mereka mengatakan, masih ada ancaman penyakit mulut dan kuku (PMK) dari daging tersebut.

Ketua Umum PPSKI, Teguh Boediyana mengatakan impor daging kerbau dari negara yang belum bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) sangat berisiko. India pun sebenarnya tidak punya zona bebas PMK yang diakui oleh Badan Kesehatan Ternak Dunia (OIE).

Masuknya daging kerbau yang murah ini akan menghancurkan dinamika harga di pasar.

“Harganya yang murah sangat distortif, imbasnya nanti ke peternak rakyat. Kalau harga jatuh, kami (peternak) yang rugi. Jangan korbankan kepentingan peternak rakyat,” katanya (rap)
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda