Ekonom senior Faisal Basri mengkritik paket ekonomi yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Menurutnya, 12 paket kebijakan ekonomi yang sudah diterbitkan itu hanya formalitas yang dibuat oleh para menteri ekonomi untuk "menghibur" Presiden Jokowi.
Sebab, Jokowi selama ini kerap meminta menterinya membuat kebijakan yang mustahil dilakukan. Namun ironisnya, diamini oleh para barisan menteri tanpa ada "challenge" bagi Presiden Jokowi.
"Maka dibikinlah paket-paket ekonomi untuk mencapai tujuan yang hampir mustahil itu. Paket dan hasilnya enggak nyambung. Karena itu hanya mengentertain (menghibur) Presiden," tegas Faisal dalam diskusi "Nasib Paket Ekonomi Di Tangan Kabinet Baru" di Jakarta, Senin, (1/8).
Ia melihat desain makro ekonomi Indonesia, selama ini hanya berlandaskan keinginan Presiden tanpa melihat kondisi di lapangan. Presiden memerintahkan suatu kebijakan dilandasi atas keinginan, bukan kebutuhan.
Celakanya, sejauh ini kebijakan Presiden Jokowi tanpa ada check and balances. Dia memberikan contoh, Presiden meminta pajak naik 30 persen, Menteri Keuangan setuju tanpa bantahan.
Lalu Jokowi meminta harga daging sapi Rp 80 ribu/kilogram. Permintaan itu pun langsung dituruti oleh menteri terkait padahal hal itu adalah hal yang mustahil saat ini.
"Jokowi cenderung mengeluarkan kebijakan tanpa challenge. Pokoknya maunya Presiden, menterinya kebingungan tapi nurut. Menterinya enggak pernah memberi Jokowi challenge. Kebijakan dilandasi oleh keinginan Presiden, bukan diagnosis 'dokter' (ahli)," kritik Faisal. [zul]