Banyak orang bertanya-tanya kenapa orang baik dan santun seperti Anies Baswedan kok diganti, apa dosa-dosa beliau?
Tentu saja orang yang bertanya demikian karena hanya melihat kulit luarnya saja. Dalam suatu team work, bukan hanya dibutuhkan orang baik dan santun saja, akan tetapi yang dibutuhkan adalah prestasi kerja, kecepatan dan ketangkasan dalam menerjemahkan maksud pimpinan.
Banyak program-program kerjanya tak jalan, termasuk dalam hal penyusunan Kurikulum Baru. Anies Bawesdan justru masih menggunakan Kurikulum tahun 2013 peninggalannya SBY yang bermasalah itu, sehingga dalam perencanaan anggaran untuk merumuskan Kurikulum baru jadinya terhambat. Dana APBN pun nganggur dan nggak terserap. Ini yang tak diinginkan oleh Presiden Jokowi.
Selain itu, Ujian Nasional Sekolah Dasar yang telah dihilangkan oleh Mendikbud sebelumnya, PP 32/2016, akan dihidupkan lagi oleh Anies Bawesdan menjadi Ujian Utama yang justru tak sesuai dengan Visi & Misi Presiden Jokowi.
Sebenarnya banyak masalah setelah dunia pendidikan dipegang oleh Anies Bawesdan, mulai dari banyaknya sekolah-sekolah yang rusak, biaya pendidikan dan buku-buku pelajaran yang super mahal, kesejahteraan Guru yang lolos dari perhatiannya. Serta yang paling akhir ketika Menkeu Sri Mulyani temukan salah hitung anggaran tunjangan guru sebesar Rp 23,3 Triliun.
Anies Bawesdan juga lamban dalam pergerekan tanpa adanya gebrakan-gebrakan yang cepat, seperti yang dilakukan oleh Menteri Kelautan Ibu Susi Pudjiastuti, selama Anies menjabat sebagai Mendikbud.
Begitu pula dengan perihal kegiatan mengantar anak ke sekolah dihari pertama sekolah. Anies memang hobi nganter anak ke sekolah. Pikirkan saja kalau urusan sepele seperti ini saja diurus, semua karyawan memanfaatkan momem itu dengan ijin tak masuk kerja, sehingga kinerja jadi tak produktif dan berpotensi merugikan perusahaan.
Yang paling fatal yaitu himbauan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, agar para menteri tidak meninggalkan Jakarta dari tanggal 25 Juli 2016 sampai tanggal-29 Juli 2016 karena Jokowi akan menggelar sidang Kabinet Paripurna dan semua Menteri diharapkan bisa hadir.
Namun himbauan ini justru tak dipedulikan oleh Anies Baswedan, ia bahkan menghadiri pembukaan Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) Palang Merah Remaja di Bumi Perkemahan Balocci, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, pada hari Selasa, 26 Juli 2016, semacam pembangkangan secara halus
Hal yang positif dari Anies Bawesdan, yaitu orangnya cerdas, santun, murah senyum, low profile dan menyenangkan. (SS)