Pilkada DKI berpotensi dua putaran Ahok gugur di putaran pertama

Pilkada DKI berpotensi dua putaran Ahok gugur di putaran pertama

Elektabilitas duet incumbent, Ahok-Djarot hanya 31,4 persen. Sedangkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di urutan kedua dengan elektabilitas 21,1 persen


Pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI yang diikuti tiga pasang kontestan diprediksi bakal berlangsung dua putaran. Berdasarkan surveit terkini Lembaga Survei Indonesia (LSI), tidak ada satu pasang calon pun yang elektabilitasnya melewati 50 persen.

Survei LSI yang digelar 26-30 September 2016 menunjukkan elektabilitas duet incumbent, Basuki T Purnama-Djarot S Hidayat hanya 31,4 persen. Sedangkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di urutan kedua dengan elektabilitas 21,1 persen.

Di posisi buncit ada duet Agus Yudhoyono-Sylviana Murni. Elektabilitas pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI dari Koalisi Cikeas itu di angka 19,3 persen.

"Distribusi dukungan merata di tiga pasangan calon. Selisih margin Ahok dan Anies hanya 10 persen. Sementara, Ahok dengan Agus bedanya 12 persen," kata peneliti LSI Adjie Alfaraby saat memaparkan hasil survei di kantor LSI, Jakarta, Selasa (4/10).

Adjie menambahkan, jarak aman bagi calon incumbent adalah 20 persen dibanding kompetitor terdekatnya. Sedangkan saat ini jarak Ahok dengan dengan kompetitornya hanya 10-12 persen.

"Angka ini tidak aman bagi petahana karena selisih di bawah 20 persen," ucap Adjie.

Menurut Adjie, selisih Ahok dengan kompetitornya yang di bawah 20 persen itu menunjukkan pemilih di DKI menginginkan figur alternatif di luar calon incumbent. Karenanya, duet Anies-Sandiaga maupun Agus-Sylvi punya peluang besar masuk ke putaran kedua.

"Semua calon memiliki potensi yang sama masuk dua putaran atau tersingkir di putaran pertama. Bahkan, Ahok sendiri masih punya peluang gugur di putaran pertama," ungkap Adjie. (gil/jpnn)
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda