Polisi dibawah kepemimpinan Tito layaknya sebgai parpol pendukung penguasa

Polisi dibawah kepemimpinan Tito layaknya sebgai parpol pendukung penguasa

Polri sebagai pengayom dan penengah di antara anggota masyarakat yang berselisih, kini justru ikut menjadi provokator terjadinya konflik


Istilah tumpul ke atas tajam ke bawah pada penegakan hukum semakin diperkuat dengan sikap dan tindakan yang dilakukan Polri belakangan ini.

Polri saat ini menjadi sorotan bukan karena prestasinya, tetapi karena tindakan-tindakan yang berlebihan yang menambah citra negatif masyarakat terhadap mereka.

Begitu kata politisi muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia dalam keterangan tertulisnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (20/1).

"Polri di bawah kepemimpinan Tito telah berubah wujud ke atas seperti partai politik pendukung pemerintah, ke bawah seperti ormas bersenjata," ujarnya.

Menurut penilaian Doli, Polri saat ini telah menjadi alat penguasa dan bukan lagi sebagai alat negara. Mereka tidak lagi berada di tengah dan bisa adil terhadap semua pihak, namun sudah menjadi bagian sebuah kekuatan politik.

"Sikap dan tindakannya mulai dari soal Ahok, Aksi Bela Islam, makar, FPI, fatwa MUI, selalu didasari oleh semangat melindungi kekuasaan yang anti kritik dan dengan asumsi apriori, kecurigaan, dan antipati terhadap kelompok tertentu seperti lazimnya sikap sebuah partai politik," sambung mantan ketua umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Doli mengatakan, Polri sebagai pengayom dan penengah di antara anggota masyarakat yang berselisih, kini justru ikut menjadi provokator terjadinya konflik antar kelompok.

"Dan dengan bangganya pula seorang Kapolda berdiri dan berbicara seperti ketua ormas menantang ketua ormas yang lain serta melakukan penggalangan untuk membubarkan ormas lain itu," masih lanjut Doli.

"Sehingga, menjadi wajar jika banyak kalangan seperti DPR, Kompolnas, dan elemen masyarakat lain, meminta kapolda-kapolda seperti itu dicopot," pungkasnya. (rmol)
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda