Kapolri Kecam Fatwa MUI, Pengamat: Ada ‘Kekuatan Besar’ yang Ingin MUI Dibubarkan
Pernyataan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian yang menyebut fatwa MUI menjadi ancaman keberagaman dan kebhinekaan, menjadi tanda tanya besar.
Pengamat politik Ahmad Yazid menegaskan, pernyataan Kapolri dalam diskusi di PTIK (17/01) itu bisa dimaknai sebagai upaya ‘menggertak’ umat Islam yang mendukung MUI. “MUI yang diyakini sebagai jantung umat Islam, mulai dianggap salah oleh Kapolri,” tegas Yazid kepada intelijen (17/01).
Menurut Yazid, selama ini, Fatwa MUI menjadi panutan umat Islam di Indonesia. “Terlepas ada pendapat yang mengatakan Fatwa MUI itu tidak mengikat, tetapi MUI sebagai institusi kumpulan ulama menjadi rujukan umat Islam di Indonesia,” jelas Yazid.
Yazid mengingatkan, reaksi keras akan muncul setelah pernyataan Kapolri itu. “Ini yang disebut Fatwa MUI, padahal di dalamnya ada ulama-ulama dari ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, Al Irsyad, dan lain-lain. Pernyataan Kapolri itu justru semakin memperburuk hubungan umat Islam dengan institusi kepolisian,” papar Yazid.
Tak hanya itu, Yazid mensinyalir, ada agenda tersembunyi di balik pernyataan Kapolri itu. “Nampaknya ada agenda tersembunyi dari Kapolri sehingga mengeluarkan pernyataan itu. Saya menduga ada ‘kekuatan besar’ yang menginginkan pembubaran MUI,” pungkas Yazid.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menilai Fatwa MUI bisa menjadi ancaman kebhinnekaan dan keberagaman di Indonesia. “Ini menunjukkan fatwa bukan lagi dianggap pandangan halal atau haram. Tapi belakangan malah berkembang menjadi ancaman bagi keberagaman dan kebhinekaan,” kata Tito dalam diskusi bertajuk “Fatwa MUI dan Hukum Positif” (17/1).
Tito mencontohkan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki T. Purnama (Ahok), di mana MUI menerbitkan fatwa yang menyebutkan bahwa Ahok menistakan Al Quran dan ulama.
Menurut Tito, fatwa tersebut memiliki dampak yang besar karena memunculkan gerakan mobilisasi GNPF MUI (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI) dan membentuk opini masyarakat. “Akhirnya masyarakat termobilisasi seperti aksi 411, 212 yang cukup banyak terpengaruh sikap MUI,” papar Tito. (intel)
Rakyat diadu domba, sehingga lupa dan lalai, sementara mereka sibuk atur jual beli aset negeri tanpa ada yg mau peduli melakukan perlawanan...