Kementerian BUMN mencatat jumlah perusahaan yang rugi pada akhir kuartal I 2017 mencapai 25 BUMN, dengan nilai kerugian mencapai Rp 3 triliun.
Sekretaris Kementerian BUMN Imam A. Putro mengatakan salah satu BUMN yang menyumbang kerugian terbesar adalah Perum Bulog. Perusahaan ini pada tiga bulan pertama tahun ini mencatatkan kerugian Rp 903 miliar.
“Bulog mengalami kerugian itu karena belum menyalurkan barang-barangnya ke pasar. Jika sudah disalurkan, kerugian akan bisa ditekan,” ujarnya dalam media gathering di WIKA Satrian, Pasir Angin, Bogor, Jumat (28/4/2017).
Selain Bulog, BUMN lain yang juga mencatatkan kerugian adalah Kertas Leces, Industri Sandang dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan untuk mengatasi kerugian yang diderita oleh sejumlah BUMN tersebut, cara yang dilakukan adalah melalui sinergi.
Jangan lupa baca juga : Di isi politisi dan relawan Jokowi, makin banyak korupsi di BUMN
Seperti Kertas Leces, perusahaan ini memiliki aset lahan yang cukup luas. Lahan tersebut bisa dimanfaatkan oleh PT INKA untuk pembuatan gerbong.
“Kebetulan INKA sedang membutuhkan lahan untuk produksi gerbong. Dengan sinergi ini, Kertas Leces akan bisa mengatasi kerugiannya. Apalagi di lahan tersebut ada jalur kereta,” jelasnya.
Sepanjang tahun 2016, terdapat 22 BUMN yang rugi, dengan jumlah kerugian mencapai Rp 5,6 triliun. Tahun ini, Kementerian BUMN menargetkan hanya PT Merpati Nusantara yang rugi. (kompas)