Politik adu domba terbukti efektif di gunakan untuk menaklukan negeri. Adu domba ini terus eksis dengan berbagai variasi dan bentuk. Jika pada zaman penjajahan belanda dikenal sebagai politik belah bambu (devide at impera), di zaman sekarang ialah politik palsu din anilhayat memisahkan agama.
Dalam kehidupan cara yang paling lazim digunakan dalam politik adu domba ini ialah memecah belah kelompok-kelompok Islam, Kaum kafir bersedia membantu dan mempromosikan kelompok-kelompok Islam yang bersedia untuk bekerja sama dan pro terhadapnya dengan memberikan aktualisasi dukungan politik bantuan keuangan dan dukungan publik.
Politik adu domba dilakukan dengan jalan permusuhan antar kaum muslim seperti surisiah,Islam moderat,Islam radikal dsb.
Tentu umat Islam wajib menyadari bahaya politik ini sekaligus melakukan serangkaian usaha untuk menjaga kesatuan dan persatuan kaum muslim dengan cara menjadikan akidah Islam sebagai pondasi pengikat seluruh kaum muslim dimana pun berada.
Kaum kafir tiada henti-hentinya berfikir dan bekerja siang malam untuk menguasai kita karena mereka tidak akan pernah ridho dengan kemuliaan, kebahagiaan, ketentraman, dan kedamaian yang menyelimuti hati dan pikiran kaum muslim dan menjadikan agama Islam sebagai rahmatan lil’alamin.
Paska kemerdekaan politik adu domba masih menjadi pilihan favorit kaum kafir untuk melumpuhkan Islam dengan strategi memasarkan kebebasan, demokrasi, kesetaraan, HAM, dan pluralisme, saat ini politik adu domba masih eksis.
Politik pecah belah atau politik adu domba adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukan.
Dalam konteks lain, politik pecah belah juga berarti mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok besar yang lebih kuat.
Unsur-unsur yang dijadikan teknik dalam politik ini adalah:
- Menciptakan atau mendorong perpecahan dalam masyarakat untuk mencegah aliansi yang bisa menentang kekuasaan berdaulat.
- Membantu dan mempromosikan mereka yang bersedia untuk bekerja sama dengan kekuasaan yang berdaulat.
- Mendorong ketidakpercayaan dan permusuhan antar masyarakat.
- Mendorong konsumerisme yang berkemampuan untuk melemahkan biaya politik dan militer.