The City Mayors Foundation menempatkan Joko Widodo (Jokowi), mantan Walikota Surakarta, di urutan ketiga dalam pemilihan walikota terbaik dunia "World Mayor Project 2012".
Joko Widodo atau Jokowi, mantan Wali Kota Surakarta yang kini menjadi Gubernur DKI Jakarta, terpilih sebagai wali kota terbaik ketiga sedunia dalam pemilihan World Mayor Project 2012. Pemilihan ini diselenggarakan oleh The City Mayors Foundation, yayasan walikota dunia berbasis di Inggris,.
Situs resmi World Mayor Project menyebut keberhasilannya mengubah Surakarta dari kota yang banyak tindak kriminal menjadi pusat seni dan budaya, yang kemudian berhasil menarik turis internasional untuk datang. Terkait penghargaan itu, Jokowi mengaku hal itu sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengaku tidak mengejar adanya sebuah penghargaan. Yang menjadi prioritas saat ini menurutnya, hanyalah bekerja untuk rakyat.
Menanggapi hal ini, Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia, menyambut gembira pemberian penghargaan kepada Jokowi ini. Kepala Pusat Penerangan Kemendagri Reydonnyzar Moenek kepada VoA menilai, Jokowi adalah sosok pemimpin daerah yang mampu memberikan pelayanan yang terbaik buat masyarakat.
Sejak menjabat sebagai walikota Surakarta di 2005, Jokowi aktif membangun kota Surakarta atau yang juga disebut kota Solo hingga blusukan menyambangi warganya. Ia juga kerap mengampanyekan gerakan anti korupsi, yang membuatnya mendapatkan reputasi sebagai politisi paling jujur di Indonesia.
Gebrakan Jokowi ketika menjadi walikota Surakarta juga diwarnai aksinya membeli mobil Esemka seharga Rp 95 juta. Ditambah lagi keputusan Jokowi yang menolak mengambil gaji selama dia menjabat sebagai Walikota Surakarta. (VoA)
Sri Mulyani dinyatakan menteri terbaik dunia
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, mendapatkan Penghargaan Menteri Terbaik di Dunia (Best Minister in the World Award) di World Government Summit yang diselenggarakan di Dubai, Uni Arab Emirates. Penghargaan tersebut diserahkan oleh pemimpin Dubai, Sheikh Mohammad bin Rashid Al Maktoum.
World Government Summit merupakan pertemuan tahunan yang diselenggarakan di Dubai, UAE, dan melibatkan segenap pemimpin pemerintahan dari seluruh dunia dalam suatu forum dialog global tentang proses pemerintahan dan kebijakan publik serta kaitannya dengan teknologi, inovasi, dan topik lain.
"Penghargaan Menteri Terbaik ini merupakan penghargaan global yang diberikan kepada satu orang menteri dari semua negara di dunia setiap tahunnya dan mulai diberikan pada tahun 2016. Proses seleksi dan penentuan pemenangnya dilakukan oleh lembaga independen Ernst and Young dan diselenggarakan oleh World Government Summit," (kompas/Detik)
Sementara itu...
"Sri Mulyani dinyatakan menteri terbaik dunia itu prestasinya apa? Itu hanya rekayasa karena dia antek IMF dan World Bank," tulis aktivis senior Abdulrachim K di akun Facebooknya, Senin (12/2).
Aktivis 77/78 ini lantas membandingkan Sri Mulyani dengan Menteri Keuangan Singapura, Malaysia, India, dan China. Mereka lebih berprestasi karena sukses menggenjot pertumbuhan ekonomi nasionalnya.
"Ekonomi Filipina dan Vietnam tumbuh 6,5 persen, lebih bagus dari Indonesia yang cuma 5 persen. Tapi menterinya tidak terpilih karena mereka bukan antek IMF dan World Bank," tukas Abdulrachim.
Hal yang sama disampaikan Ketua Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) Sya'roni.
"Mohon maaf kami ingin bertanya: kok prestasi ibu (Sri Mulyani) tentang ekonomi Indonesia biasa-biasa saja, kalau tidak boleh dibilang sangat mengecewakan. Manfaatnya untuk Indonesia apa?" kata dia kepada redaksi sesaat lalu.
Yang ada, kata Sya'roni, hampir dua tahun memperkuat tim ekonomi kabinet Jokowi, Sri Mulyani membuat rakyat harus membayar bunga bonds supertinggi, merugikan negara miliaran dolar, ekonomi mengalami stagnasi, daya beli rakyat merosot dan reformasi pajak amburadul. Padahal, ucap dia, sudah dibiayai pinjaman 800 dolar AS dari Bank Dunia.
Selain itu, ratio pajak terhadap GDP hanya 9,5 persen, tercatat sebagai terendah dalam sejarah reformasi. (Rmol)
Wakil Ketua DPR Fadli Zon justru menyebut Sri Mulyani tak pantas mendapatkan penghargaan tersebut.
Saat ditanya wartawan soal kritik Fadli tersebut, Sri Mulyani hanya menjawab santai. Ia sendiri mengaku belum melihat langsung kritik via tweet yang disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.
"Oh masa? Saya enggak lihat," kata Sri Mulyani kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin siang.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini pun enggan menanggapi lebih jauh kritik yang dilontarkan Fadli Zon mengenai sejumlah target yang tak tercapai.
"Iya, enggak perlu ditanggepin," kata Sri Mulyani sambil tersenyum dan mengangkat pundaknya.
Penutup :
Jadi ingat kata Jokowi: "Duitnya ada, yang penting mau kerja", sedangkan Sri Mulyani bilang "Duit gak ada"