Setelah Orde Baru tumbang, dwifungsi ABRI dihapus, tetapi sekarang muncul dwifungsi Polri.
Indonesia Police Watch (IPW) menyesalkan penunjukan dan pelantikan Komjen M Iriawan sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Jabar. Sebab, keputusan ini telah mencoreng nama baik Polri yang selama ini membangun citra sebagai institusi profesional dan independen.
"Kami menyayangkan ditunjuknya Iriawan sebagai Pj Gubernur Jabar. Penunjukan ini lebih banyak mudaratnya bagi Polri ketimbang manfaatnya," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane kepada kumparan, Senin (18/6).
Setidaknya ada 4 hal negatif menurut Neta yang akan muncul dari pengangkatan pria yang akrab disap Iwan Bule ini. Pertama, pengangkatan ini akan menimbulkan pertanyaan dan kecemburuan dari TNI karena setelah Orde Baru tumbang, dwifungsi ABRI dihapus, tetapi sekarang muncul dwifungsi Polri.
Kedua, penunjukan Iwan Bule ini akan menimbulkan kejengkelan dari para birokrat sipil Departemen Dalam Negeri, seolah Depdagri tidak memiliki pejabat yang mumpuni untuk menjadi Pj Gubernur jabar.
"Jangan mentang-mentang menterinya dari PDIP dan PDIP dekat dengan Polri langsung main tunjuk jenderal polisi sebagai Pj Gubernur Jabar," ucapnya.
Ketiga, dengan penunjukan Iwan Bule ini maka independensi Polri diragukan mengingat dalam Pilkada Jabar ada jenderal Polri yang ikut menjadi kontestan pilkada yaitu Anton Charliyan.
Keempat, jika terjadi konflik di akar rumput pada Pilkada Jabar, Polri akan dikecam publik, mengingat Kapolda dan Pj Gubernur dari Polri.
"Patut dipertanyakan apakah penunjukan ini untuk mengamankan calon polisi di Pilkada Jabar. IPW berharap elite tertentu jangan menyeret-nyeret Polri ke dunia lain. Polri cukup dijaga profesionalisme dan infependensinya agar kepercayaan publik tetap terjaga," pungkasnya. (kumparan)