Pimpinan pusat Partai Demokrat tidak heran dengan hasil voting DPD Demokrat Jawa Timur (Jatim) yang berakhir pada dukungan untuk petahana Joko Widodo di Pilpres 2019.
Jurubicara Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menilai hasil itu sebagai hal yang wajar. Apalagi sebelumnya, dalam rapat koordinasi daerah (Rakorda) Demokrat Jawa Barat menyatakan mendukung pencapresan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
“Inilah dinamika demokrasi di Demokrat. Suara kader didengar, Itulah yang terjadi, jadi tidak ada yang aneh atau luar biasa,” jelasnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (23/7).
Seharusnya, sambung Ferdinand, hasil rekoda daerah itu tidak untuk dipublikasikan ke masyarakat umum. Hasil rakorda sebatas disampaikan ke DPP Partai Demokrat untuk dijadikan bahan pertimbangan menentukan arah di Pilpres 2019.
Rakorda itu, masih lanjut Ferdinand, juga sudah sesuai dengan perintah Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 12 Juli lalu.
“Pilihannya ada dua setelah kemungkinan poros baru semakin mengecil. Pilihan yang ada adalah, andai hanya ada 2 poros yaitu Prabowo dan Jokowi, maka Demokrat sebaiknya berkoalisi dengan siapa?” jabarnya.
DPD Partai Demokrat Jawa Timur melakukan tahapan pengambilan suara menentukan dukungan dalam pilpres. Seluruh anggota Fraksi Demokrat di DPRD, baik untuk level Kab/Kota maupun Provinsi, 38 Ketua DPC, dan 5 Perwakilan DPD Partai Demokrat Jawa Timur memberikan suara dalam pemilihan tersebut.
Ada dua nama yang dijadikan pilihan, yakni Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Petahana Jokowi meraih dukungan terbanyak dengan 152 suara, sementara Prabowo hanya mengantongi 56 suara. Sebanyak 6 suara dinyatakan tidak sah dalam voting ini. (ian)