Partai Demokrat (PD) ngotot mencalonkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2019. Rencana PD itu sebagai upaya untuk mengangkat suara partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu di pemilihan legislatif (pileg) tahun depan.
Wakil Ketua Dewan pembina PD Agus Hermanto mengatakan, partainya belajar pada pengalaman saat Pemilu 2014. Kala itu PD yang memilih tak mengusung capres ataupun cawapres ternyata jeblok di pileg.
“Karena pengalaman 2014 kemarin kami tidak punya capres dan cawapres sehingga Demokrat mengalami penurunan,” kata Agus di DPR, Jakarta, Selasa (10/7).
Agus menambahkan, keputusan PD untuk mengusung AHY sudah diambil dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) maupun rapat kerja nasional (rakernas). Artinya, ujar Agus, partainya sejak jauh-jauh hari memang sudah memutuskan bahwa 2019 harus mempunyai capres atau cawapres.
Saat ini, kata Agus melanjutkan, mayoritas kader PD menginginkan putra sulung SBY itu menjadi capres atau cawapres. Bahkan, ujar dia, banyak kader muda PD ataupun kalangan milenial yang menginginkan AHY menjadi pemimpin nasional.
Karena itu, partai berlambang bintang segitiga merah putih itu terus mendorong AHY agar menjadi pemimpin nasional. “Hasilnya di survei untuk capres dan cawapres oleh beberapa lembaga survei, AHY memiliki elektabilitas yang tertinggi,” tutur Agus yang juga wakil ketua DPR itu.
Karena itu, PD terus berupaya membujuk partai lain agar mau berkoalisi untuk mengusung AHY. Masih ada waktu sebelum masa pendaftaran capres dan cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 4-10 Agustus 2018 mendatang.
“Sehingga kami juga ingin menggunakan waktu yang seefektif mungkin untuk melaksanakan keputusannya supaya terbaik untuk bangsa dan negara dan tentunya untuk Partai Demokrat,” ungkap Agus. (boy)
* MIKUL DUWUR MENDEM JERO diartikan meninggikan atau menonjolkan kelebihan serta kebaikan keluarga dan menutupi kekurangan atau keburukan keluarga. Namun peribahasa tersebut sebenarnya memiliki makna sangat dalam, yakni njunjung drajade wong tuwa (menjunjung tinggi derajat dan harkat martabat orang tua).