Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dijual oleh pemerintah dan hasilnya merugikan. Penjualan itu, kata dia, tanpa ada transparansi kepada publik. Dia menyebut salah satunya Pertamina.
Hal ini disampaikan Prabowo saat berpidato di acara Ijtima Ulama dan Tokoh bangsa yang diselenggarakan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (27/7) malam.
"Saya lihat di hari-hari terakhir ini BUMN-BUMN kita dijual diam-diam tanpa transparansi, Pertamina sebagian sudah dijual, Garuda bangkrut, PLN bangkrut, Perusahaan Gas Negara (PGN) bangkrut, BRI menerbitkan bond, berarti banyak utang," ujarnya.
"Bank Mandiri juga global bond itu utang US 250 juta tapi diam-diam. Kalau yang terhormat bu Rini Soemarno (menteri BUMN) ditanya, aset-aset Pertamina dijual 'oh saya lupa ya'. Padahal ada dokumen-dokumen beliau menyetujui saudara-saudara," sambung Prabowo.
Prabowo menilai keadaan bangsa Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Dia mencontohkan olahraga sepakbola yang tak mampu berprestasi.
"Saya kira sudah jelas saudara-saudara, kalau kita lihat sepakbola saja, kalah kalah kalah berarti sudah angkat tangan, ya sebetulnya kalau mau bangkit menang ya managernya harus diganti," imbuhnya.
Maka dari itu, Prabowo meyakini bahwa negara Indonesia dalam ambang kehancuran. Sebab jika tidak ada uang, suatu bangsa tidak mungkin dapat bertahan.
"Karena kita harus bayar gaji, pekerja pekerja kita, rakyat kita harus memberikan makan yang cukup, harga ayam, telur, warga-warga kita tidak bisa makan telur dan ayam. Kalau harga beras ini, warga disuruh diet dan puasa," tukas Prabowo. (Muhammad Genantan Saputra)