Pendidikan ala revolusi mentalnya Anis Baswedan

Pendidikan ala revolusi mentalnya Anis Baswedan

kualitas pendidikan kita belum berhasil. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya lulusan universitas namun banyak pengangguran, banyak kaum intelek tetapi malah menjadi koruptor,


Kualitas pendidikan di Indonesia semakin lama semakin menurun hal ini bisa dilihat dari seringnya pergantian kurikulum dan meningkatnya kecurangan peserta didik ketika ujian dan mereka sendiri merasa bahwa hal itu adalah wajar.

Kita  menganggap kesalahan adalah hal yang wajar sehingga tidak ada rasa malu ataupun takut. Itulah kualitas pendidikan di Indonesia saat ini.

Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar-Menengah Anies Rasyid Baswedan menghentikan Kurikulum 2013. Namun, Menteri Anies ditengarai sebenarnya ikut terlibat dalam membidani lahirnya pengganti Kurikulum 2006 tersebut.

Sinyalemen keterlibatan Anies ini dikutip dari tulisan Goenawan "Tentang Kurikulum 2013" yang dimuat di situs pribadinya pada 3 Juni 2013. Disebutkan, Anies dan Goenawan menjadi "narasumber” penyempurnaan Kurikulum 2013 bersama Taufik Abdullah, Frans Magnis Suseno, Yohannes Surya, Juwono Surdarsono, Ahmad Muchlish, Suparno, Ratna Megawangi.

Pendidikan menurut Undang-Undang Sisdiknas adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Jika tujuan pendidikan berhasil berarti kualitas pendidikan sudah baik namun apabila tujuan pendidikan itu gagal terpenuhi berarti kualitas pendidikannya buruk.

Kalau membandingkan dengan negara tetangga misalnya Malaysia, maka kualitas pendidikan boleh dikatakan belum berhasil. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya lulusan universitas namun banyak pengangguran, banyak kaum intelek  tetapi malah menjadi koruptor,

Sistem pendidikan kita menekankan bahwa guru lebih tahu tentang ilmu yang diajarkannya sehingga guru benar dan peserta didik salah selain itu guru juga hanya cenderung memberi ilmu tanpa merangsang peserta didik untuk berfikir dan berkreasi terlebih dahulu dan yang paling disayangkan bahwa hal ini terjadi di semua tingkatan pendidikan baik itu SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi.

Dampaknya kita akan menjadi seseorang yang berusaha untuk lulus demi mendapatkan sekolah ataupun pekerjaan bukan lulusan yang ingin menciptakan lapangan pekerjaan. Hal penting lainnya adalah kita sudah mulai kehilangan akhlak kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki sifat agamis, jujur, tanggungjawab dan berani.

Bahan Bacaan :

Tentang Kurikulum 2013
ANIES BASWEDAN TERLIBAT MEMBIDANI KURIKULUM 2013
Dan dari berbagai sumber internet
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda