Hari kedua setelah berada di Jepang, Code Lab berencana mengunjungi daerah utara Tokyo, tepatnya di Asakusa dan kawasan Iidabashi.
Sekitar pukul 7 pagi Code Lab meninggalkan Haneda menuju pusat kota Tokyo menggunakan kereta karena ongkosnya paling murah, Prosedur pembelian tiket kereta tidak terlalu rumit, yaitu melalui mesin tiket otomatis. Tinggal melihat stasiun tempat kita berada dan stasiun yang akan kita tuju.
Tarifnya tertera di bawah nama stasiun yang akan kita tuju. Setelah kita tau berapa harga yang harus di bayar, kemudian tinggal menekan pilihan harga yang tertera di mesin tiketnya. Default bahasa mesin tersebut bahasa Jepang. Tapi ada pilihan bahasa Inggris bagi yang tidak bisa membaca huruf kanji.
Setelah beberapa saat menunggu, kereta pun datang. Waktu itu suasana tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pegawai kantoran dan anak-anak sekolah sehingga Code Lab bisa duduk dengan santai.
Sistem perkeretaapian di Jepang sangatlah disiplin. Kereta tiba sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Toleransi keterlambatan tidak sampai satu menit, sehingga kita bisa memperkirakan kapan kita sampai tujuan tanpa takut kelewatan stasiun.
Karena barang bawaan Code Lab cukup banyak, daripada nanti dikira pengungsi, maka barang bawaan tersebut Code Lab titipkan di loker publik. Ada banyak loker penitipan barang di stasiun Tokyo. berbagai macam ukuran loker ada di sini, dengan membayar 125 yen, bisa pilih sesuai kebutuhan,
Selanjutnya Code Lab langsung menuju ke Asakusa, lebih tepatnya ke Sensoji Temple. Sensoji Temple merupakan Kuil Budha yang populer di Tokyo. Anda tidak perlu takut kesasar, karena ada peta yang disediakan di hampir setiap sudut jalan. Fasilitas ini benar-benar sangat membantu terutama untuk orang asing agar tak kehilangan arah dan tujuan.
Karena saat Code Lab tiba di gerbang Sensoji Temple ternyata baru buka pukul 09.00. maka harus menunggu. Sambil menunggu waktu buka, kami foto-foto.
Di Sepanjang jalan antara gerbang dan kuil banyak dipenuhi kios bermacam-macam souvenir. Di komplek kuil ternyata sudah ramai pengunjung. Mayoritas adalah anak sekolah, mungkin mereka sedang melakukan study tour. Saya sendiri sangat terkesan dengan keadaan di sekitar kuil yang walaupun ramai tapi tetap bersih dan nyaman. Kami menghabiskan waktu sekitar satu jam berkeliling di Sensoji.
Setelah puas berkeliling kami melanjutkan perjalanan. Menyeberangi jembatan yang mengangkangi Sungai Sumidagawa yang bersebelahan dengan Sensoji. kami pergi ke Ueno menggunakan kereta.
Dari stasiun Ueno, kami langsung berjalan ke Ueno Park. Ueno Park sendiri masih bagian dari Kaneiji Temple, yaitu kuil keluarga klan Tokugawa selama periode Edo. Ternyata taman ini sangat luas bingittt, tanamannya cukup rindang. Kami pun mengitari bagian lain dari Ueno Park dan beristirahat sejenak sambil menikmati pertunjukan pengamen jalanan.
Laper..
Puas beristirahat kami segera menuju stasiun Tokyo untuk melanjutkan perjalanan ke Iidabashi. Dari stasiun Iidabashi kami harus berjalan cukup jauh untuk menjapai tujuan berikutnya, Koishikawa Korakuen Garden, sebuah taman tertua di Tokyo yang dibangun pada zaman Edo awal (1629),
Ternyata Koisikawa Korakuen Garden ini bersebelahan sama Tokyo Dome yang termahsyur itu. Langsung deh cabut ke sana. dan menemukan warung dengan sajian menu khas Indoesia.
Okey cerita jalan-jalan ke Jepang nanti kita lanjutkan lagi di lain kesempatan.