Hiruk pikuk KPK vs Polri membuat perhatian publik tersedot ke Kuningan dan Trunojoyo. Sementara dari kawasan Medan Merdeka terbetik kabar, diam-diam pemerintah sudah melakukan impor minyak mentah dari Angola melalui Sonangol. Padahal, terakhir Indonesia masih berpolemik soal diskon yang diperoleh seperti yang dijanjikan Sonangol. Demikian kata sumber di kalangan migas Indonesia.
Indonesia telah mengimpor minyak Angola itu melalui Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina. “Impor awal minyak mentah Sonangol sebanyak 600 sampai 900 ribu barel. Padahal terakhir kabarnya Pertamina masih mempertanyakan diskon, kok minyaknya sudah masuk. Pemerintah sangat tidak transparan terhadap rakyat"
Dari pengiriman awal ini, setiap bulan nanti Sonangol akan mengirim minyak ke ISC. Padahal menurut perjanjian, pasokan Sonangol adalah 100 ribu barel per hari. “Angka 900 ribu itu untuk pengiriman sembilan hari atau sehari. Hanya, masalahnya berapa jelasnya uang yang dikeluarkan Pertamina bila diskon 15 dolar AS yang dulu disebutnya bisa hemat itu tidak jadi diberikan,”
Dalam perjanjian awal, Sonangol bersedia memberikan diskon sebesar US$ 15 setiap barel minyak yang dibeli Pertamina. Anehnya, pada 18 November 2014 Pertamina mengirim surat ke Sonangol tentang 'Counter To The Proposed Contractual Volume 2015'.
Tanggal 20 November 2014, Sonangol membalas surat dari Pertamina. Isinya, Sonangol tidak bisa memberikan diskon US$ 15 setiap barel minyak yang dibeli oleh Pertamina. Sonangol bilang, kerja sama pembelian minyak itu masih mengacu pada harga pasar.
Seperti diberitakan sebelumnya, impor minyak dari Angola dilakukan Pertamina dengan membelinya dari Sonangol EP Angola. Grup Sonangol adalah kongsi lama Surya Paloh. Sonangol ini dikuasai oleh konglomerasi China yang diketahui bernama Sam Pa.
Jokowi, pernah mengatakan,. "Setahun bisa menghemat sekitar Rp 15 triliun," seusai menandatangani kerja sama dengan Wakil Presiden Angola Manuel Domingos Vicente di Istana Merdeka.
sumber