Blusukan menjadi identitas Joko Widodo alias Jokowi yang diciptakan oleh media. Melalui kegiatan blusukan, Jokowi mendapat predikat “merakyat” oleh rakyat yang terpengaruh pencitraan media. Hingga berkat blusukan mengantarkan Jokowi menuju puncak popularitas dan kepemimpinan.
Istilah blusukan mendadak membahana seantero nusantara, lantaran media gencar beritakan aksi blusukan Jokowi. Kemesraan Jokowi dengan media telah lama terjalin. Sejak Jokowi menjabat sebagai Walikota Surakarta (Solo), seakan gerak-geriknya tak lepas dari bidikan kamera.
Pada 20 Oktober 2014, bertempat di Gedung DPR/MPR, Jokowi resmi dilantik menjadi Presiden RI. Selama menjadi presiden, praktis blusukan yang dulu kerap ia lakukan, kini berkurang. Tetapi itu tak menjadi masalah besar bagi rakyat. Yang paling disesali rakyat bukan soal blusukan, tetapi kebijakan pemerintahan Jokowi.
Sudah setengah tahun (6 bulan) perjalanan pemerintahan Jokowi. Selama itu pula rakyat belum merasakan perubahan-perubahan yang dijanjikan Jokowi semasa kampanye. Nawacita menjadi modal utama program Jokowi-Jusuf Kalla, nyatanya jauh dari program-program yang terkandung dalam Nawacita.
Semakin hari, rakyat disuguhi tontonan konflik politik. Kesejahteraan yang digadang-gadang bakal diwujudkan oleh Jokowi, nyatanya rakyat hanya disuruh menonton drama politik, hingga rakyat hanyut dalam hiruk-pikuk drama konflik tersebut. Disisi lain, saat rakyat tengah hanyut dengan tontonan drama politik, diam-diam pemerintah berbuat curang. BBM naik, Tarif Dasar Listrik (TDL) naik, sembako naik, tarif transportasi naik, dan kebutuhan pokok lainnya merangkak naik.
Rakyat baru menyadari setelah mendapati berbagai kebutuhan hidup dipasaran mengalami kenaikan harga. Sadar pula bahwa mereka selama ini tertipu citra palsu Jokowi. Ternyata Jokowi hanya menciptakan ISIS (Ini Susah, Itu Susah) bagi rakyat.
Bukan hanya menciptakan ISIS bagi rakyat, tetapi Jokowi pun telah menciptakan ISIS bagi perkembangan dakwah agama Islam. Melalui keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Jokowi telah memblokir 22 situs Islam yang dituduh mengajarkan radikalisme (kekerasan).
Kesejahteraan yang dijanjikan, tetapi ISIS yang didapatkan. Selamat Jalan Jokowi….