Tanah kelahiran yang harus kucintai

Tanah kelahiran yang harus kucintai


Setiap bangun pagi jantungku berdebar mengingat tanah kelahiranku, Indonesia yang kucinta. Aku memikirkan orang-orang, juga hewan-hewan, apakah mereka akan makan dengan kenyang dan tenang.. Atau malah kelaparan.

Apakah hari ini rupiah menguat atau justru terjun bebas. Karena harga-harga di pasar selalu bak berperahu di tengah gelombang ? Aku terpaksa mencintai negeriku yang tergopoh-gopoh, karena bayanganku tidak begini sewaktu baca buku pelajaran SD.

Apakah aku bermimpi tentang negri yg indah tertutup awan gelap, seperti Atlantis yang hilang atau Pompei yang tertutup debu Vesuvius..?

Aku menghirup udara yang segar dari sawah-sawah di belakang rumah, aku mendengar kicau burung bebas. Oh, ada anak-anak kecil berlarian. Namun, aku juga melihat wajah-wajah susah, mata mereka seperti mendambakan tidur di atas kasur empuk dengan selimut hangat.

Tangan mereka gemetar saat mengangkat piring, mungkin beratnya ringan tapi deritanya begitu menyesakkan. Ada nyala mata yang lemah, yang ingin marah, juga yang menyerah. Mereka pun mau tak mau mencintai negri dengan susah sungguh susah.

Ada asa yang tak tahu arah, harapan yg terus tergantung entah pada siapa. Rasa-rasanya, tergantung sama dengan tergeletak. Serius..., inikah tanah kelahiran yg harus kucintai hingga mendarah daging ? Hingga ke anak cucu pula ?


Bahagia sekali menjadi anak-anak kecil, selalu berpikir tentang negeri yang indah. Katanya, gemah ripah loh jinawi. Nyatanya, dewasa ini justru membuka mata tentang negeri yang sekarat, yang disayat-sayat. Karena aku terlanjur cinta, aku ikut terluka.

Seandainya ada yang bisa mewujudkan gambaran indahnya negeriku seperti di buku pelajaran SD, ah bahagianya aku dilahirkan di sini. Senangnya bersatu, bukan bercerai berai, apalagi tampak serasi walaupun jalan sendiri-sendiri. Kacau !!! Siapa yang kumaki ???

Pada akhirnya aku mencintai tanah kelahiranku yang selalu menyayat ketenangan hati. Walau aku berada ribuan kilometer darinya. Kubayangkan tanah-tanah ini tetap ditumbuhi rumput, sawah2-sawah ini selalu menumbuhkan padi, menciptakan rasa kenyang, lalu rasa tenang.

Kubayangkan aku ada di sana, di dalam impianku sendiri tentang tanah kelahiran yang indah, tenang, dan damai. Negeriku.

@candaryaa
*  
Admin
Thankyou guys for reading the article Tanah kelahiran yang harus kucintai Yours.net admited that though we trying to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Posting may contains Information, speculation or rumor.
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda

No comments

Komentar anda sangat berguna untuk meningkatkan penulisan artikel