Membangun opini publik untuk meraih kemengan politik

Membangun opini publik untuk meraih kemengan politik

Siapapun akan mendengar pernyataan yang nyaring/keras ! “anyting said aloud and heard by anyone”


Opini publik berasal dari bahasa latin, opinari berarti berpikir atau menduga, publicus artinya milik masyarakat luas. Kata opinion sendiri mengandung akar kata onis yang berarti harapan.

Dalam bahasa Inggris opinion erat hubungannya dengan option dan hope yang juga berasal dari bahasa latin optio yang artinya pilihan atau harapan. Opini publik menyangkut dugaan, perkiraan, harapan dan pilihan yang dilakukan banyak orang.

Obyek ini sangat penting karena sifat komunikasi yang dilakukan menyangkut manusia dalam kedudukannya sebagai individu maupun bagian dari masyarakat secara luas. Hubungan yang dilakukan oleh negara di manapun di dunia tidak lepas dari munculnya opini publik di masyarakat.

Kebijakan pemerintah dalam konteks demokrasi pada akhirnya harus mempertimbangkan aspek opini, persepsi, pendirian dan sikap publik.

Pakar komunikasi mengidentifikasi sejarah kehadiran konsep tersebut di mulai di Eropa, khususnya Inggris dan Perancis pada pertengahan abad ke -18. Para penguasa pemerintah di berbagai penjuru dunia di ketahui sangat berkepentingan dengan opini publik, “anyting said aloud and heard by anyone” (siapapun akan mendengar pernyataan yang nyaring/keras).

Membangun Opini, Memanage Isu
Memahami opini seseorang apalagi publik bukan pekerjaan yang mudah, RP Abelson merumuskan molekul opini ada tiga unsur, yakni :

Belief (kepercayaan tentang sesuatu)
Attitude (apa yang sebenarnya dirasakan seseorang)
Perception (persepsi)

Persepsi
Akar dari opini sebenarnya adalah persepsi. Persepsi ditentukan oleh faktor :

Latar belakang budaya.
Pengalaman masa lalu.
Nilai-nilai yang dianut.
Berita-berita yang berkembang.

Opini individual akan berkembang menjadi konsensus bila masyarakat dalam segmen tertentu memiliki kesamaan-kesamaan tertentu. Kesamaan itu bisa berupa kesamaan kekecewaan, kegembiraan, atau pengalaman emosional lainnya. Konsensus yang sudah matang dan menyatu dalam masyarakat itulah yang di sebut opini publik.


Persoalannya adalah untuk membangun konsensus membutuhkan waktu dan juga tergantung banyak unsur, seperti emosi, tekanan dari luar, dan pengaruh berita-berita yang berkembang.

Di sinilah perlunya menajemen isu dengan melakukan agitasi dan propaganda. Tujuannya adalah agar tercipta konsensus yang cepat dan opini publik terbentuk sesuai dengan agenda dan kemauan politik yang menjadi target kita.

Mengelola isu dilakukan dengan melakukan penelitian, monitoring, mengidentifikasi, menganalisis dan akhirnya membuat langkah-langkah strategis. Menyimpulkan isu dan membangun opini publik yang semassif mungkin.

Agitasi dan Propaganda
Berasal dari bahasa latin, Agitare yang berarti bergerak, menggerakkan, dalam bahasa Inggris disebut Agitation. Agitasi beroperasi menggerakkan khalayak ( rakyat, anggota, komunitas) kepada suatu gerakan terutama gerakan politik.

Upaya menggerakan massa dengan lisan atau tulisan, dengan cara merayu, mempengaruhi, merangsang , membangkitkan emosi khalayak menuju satu opini bersama dan pada akhirnya menjadi opini publik.


Agitasi dimulai dengan membuat kontradiksi atau pertentangan dalam masyarakat dan menggerakkan khalayak untuk menentang kenyataan hidup yng dialami selama ini (penuh ketidakpastian dan penuh penderitaan) dengan tujuan menimbulkan kegelisahan dikalangan massa. Kemudian rakyat digerakkan untuk mendukung gagasan baru atau ideologi baru dengan menciptakan keadaan baru.


Agitasi juga berusaha agar khalayak bersedia memberikan pengorbanan yang besar dan bersedia mengorbankan jiwa untuk tujuan mewujudkan cita-cita politik. Dengan agitasi seorang pemimpin mempertahankan kegairahan pengikutnya untuk memperoleh kemenangan, dan diikuti usaha sistematis dalam rangkaian tujuan.


Ada pendapat bahwa agitasi adalah perbuatan negative, karena sifatnya menghasut, mengancam, menggelisahkan dan membangkitkan rasa tidak puas dikalangan publik serta mendorong adanya pemberontakan atau perlawanan.

Opini publik hanya dapat berkembang dinegara dimana terdapat kebebasan bagi tiap individu untuk menyatakan pendapatnya dengan lisan, tertulis, gambar-gambar, isyarat dan lambang-lambang lainnya yang dapat dimengerti

Tekanan (pressure)
Lebih banyak menggunakan pengaruh,baik secara individu yang mempunyai kewibawaan/charisma pribadi maupun berdasarkan kekuasaan jabatan atau kekuasaan tertentu.

Membeli (buying)
Sama dengan “membeli suara” alias menyogok dengan sejumlah uang (money politic) agar bisa memperoleh dukungan, cara ini sering dipergunakan dalam kehidupan masyarakat dalam pemilihan kepala desa dan sebagainya ,termasuk kegiatan orsospol dalam pemilu untuk mencari dukungan suara lebih banyak.

Kegiatan membeli suara opini publik ini juga diperlukan dalam rapat pemegamg saham di perusahaan, termasuk pihak pejabat humas dalam berupaya menjaga publisitas di media pers atau citra lembaga/institusi di mata masyarakat dan pers dengan cara membelikan “amplop” kepada oknum wartawan yang selama ini telah dibina dalam aktivitas di lingkungan instansinya masing-masing.

Kekuatan opini publik :
1. Menjadi kekuatan sosial
2. Melanggengkan atau menghapuskan nilai dan norma dalam masyarakat.
3. Mengancam karir seseorang, keberadaan organisasi atau perusahaan.
4. Mempertahankan atau menghancurkan organisasi atau perusahaan.

Baca : Ahok yang diperiksa KPK ketua BPK yang diserang.

*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda