Bukan hanya garam tapi ikan asinpun harus di impor

Bukan hanya garam tapi ikan asinpun harus di impor

Lagu jadul nenek moyangku orang pelaut sudah tak berlaku di era Jokowi, karena garam dan ikan asinpun harus di impor


Indonesia merupakan salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Lautan di Indonesia lebih luas dibanding daratan. Namun demikian, Indonesia masih menjadi pasar empuk ikan impor.

Produk ikan asin impor menyerbu pasar tradisional di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, bahkan lebih diminati oleh konsumen karena harganya yang murah.

"Hampir seluruh lapak didominasi penjualan ikan asin impor seperti dari Thailand dan Taiwan," kata salah seorang pedagang ikan asin di Pasar Cisaat Kabupaten Sukabumi, Deni Supriadi seperti ditulis Antara Sukabumi, Senin (25/1).

Mendominasinya produk ikan asin impor ini karena minimnya pasokan dari pengolah dalam negeri, sehingga pedagang lebih memilih produk impor itu dari pada tidak mendapatkan pasokan. Selain itu, harganya pun lebih murah dibandingkan produk ikan asin dari dalam negeri sehingga cukup banyak peminatnya.

Mirisnya lagi, beberapa bulan terakhir ikan asin lokal sulit ditemukan, kalaupun ada jumlahnya hanya terbatas. Padahal produk ikan asin dalam negeri lebih baik dibandingkan impor, tapi produk lokal tersebut tidak bisa bertahan lama karena pengolahannya masih tradisional dan organik atau tidak menggunakan bahan pengawet kimia.

"Seharusnya yang menguasai pasar adalah produk ikan asin dalam negeri, karena Indonesia memiliki lautan yang sangat luas dibandingkan Taiwan dan Thailand. Apalagi di dua negara tersebut jarang ada jenis ikan sepat dan teri," tambahnya.

Ketua Komunitas Pengepul dan Pengolah Ikan Palabuhanratu, Telly Supriatna mengatakan ikan asin dari sejumlah tempat di Indonesia memang kurang, mungkin karena sulitnya mendapat ikan yang disebabkan cuaca sedang tidak baik. Sejak Desember 2015 hingga April tahun ini dipastikan pasokan akan semakin berkurang.

Saat memasuki musim penghujan ini, pengolahan ikan asin berkurang karena untuk proses pengeringannya membutuhkan waktu yang lama ditambah sampai April mendatang memasuki musim paceklik ikan sehingga pasokan akan semakin berkurang.

Mayoritas pengolah ikan asin di Indonesia masih tradisional dan mengandalkan alam untuk pengeringannya. Jika dibandingkan dengan produk impor yang sudah menggunakan alat modern menyebabkan produk kita kalah bersaing di pasaran.

Pihaknya menjamin bahwa produk ikan asin dalam negeri bisa bersaing dengan produk impor karena Indonesia mempunyai sumber daya ikan laut yang melimpah, apalagi memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini produk usaha kecil menengah di bidang pengolahan ini dipastikan mempunyai kualitas. [PM]
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda