Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengaku legalisasi balap liar justru akan menyuburkan lahan judi taruhan yang selama initerjadi di arena ilegal.
Oleh karena itu, Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI akan meminta konsep wacana itu dari Polda Metro Jaya sebagai pihak yang melemparkan wacana tersebut.
“Nah kan, iya judi, itu mungkin salah satu aspek yang perlu dikaji juga. Persoalannya saya juga belum tahu konsep dari Kepolisian balap liar ini seperti apa,” ujar Kepala Dishubtrans DKI Jakarta, Andri Yansyah saat ditemui di BalaiKota Jakarta, Senin (18/1).
Menurut Kadishubtrans, sampai saat ini mereka belum juga diajak rembukan membahas secara eksplisit legalisasi balap liar itu oleh Polda. Atas dasar itu, Andri menegaskan belum mengetahui hingga kini titik jalan mana saja yang nantinya akan digunakan sebagai sirkuit dadakan.
Namun, diakui Andri, Pemprov memberi angin segar terhadap wacana itu dengan alasan legalisasi balap liar lebih bisa menjamin keselamatan pengguna jalan. “Pertimbangannya mungkin dari pada balap liar mending kita kasih aja deh tempat. Yang pasti sih kita belum dapat keterangan Kepolisian,” tandas dia.
Kekhawatiran legalisasi balap liar justru akan menjadi sarang judi taruhan sebelumnya juga diutarakan pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna. Dia menyatakan dengan gamblang bahwa dengan kebijakan tersebut akan lebih banyak mudarat ketimbang manfaatnya.
“Kalau balap liar diformalkan tujuannya apa sih? Ini untuk olahraga atau untuk menumbuhkan pembalap atau apa? Kita harus sadar bahwa arena balap liar yang ada sering dijadikan sebagai ajang taruhan dan judi. Hal ini tidak bisa ditepis,” ujarnya, baru-baru ini.
Menurut Yayat, sudah bukan rahasia umum tentang bagaimana aksi ugal-ugalan para joki memacu motornya di jalan dan mereka akan sulit dibina. “Karena itu saya meminta untuk Pemprov DKI dan Polda Metro Jaya meninjau kembali apa tujuannya melegalkan balap liar,” imbuh dia.
Lebih lanjut Yayat mengkritisi pernyataan Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mengatakan legalisasi balap liar di Jakarta akan sama dengan perhelatan F1 di Singapura.
“Kalau Pak Ahok bilang akan sama seperti di Singapura, mereka jelas pengelolaannya di sana, balap F1, olahraga yang ditonton dunia. Saya kira untuk melegalkan balap liar harus dipertimbangkan dulu apa tujuannya,” ujar Yayat [KN]