Gara-gara monumen Geger Pecinan Tjahyo Kumolo harus berkelit

Gara-gara monumen Geger Pecinan Tjahyo Kumolo harus berkelit

Tjahjo menegaskan bahwa dirinya hanya pernah meresmikan Monumen Perjuangan Laskar Cina dan Jawa Melawan VOC, Geger Pecinan


Dalam peresmian monumen Po An Tui di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Mendagri Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa tujuan didirikannya monumen Po An Tui adalah untuk mengingatkan siapa leluhur kita dan perjuangan laskar China dalam melawan penjajah VOC Belanda pada tahun 1740 – 1743.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dinilai telah memanipulasi dan melakukan pembohongan sejarah dengan mengatakan Laskar Po An Tui ‎sebagai laskar pro republik dan berjuang bersama bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda.

Penilaian tersebut disampaikan Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (Geprindo) Bastian Simanjuntak kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (22/2). Justru, sebut Bastian, Laskar Po An Tui musuh para pejuang revolusi dalam merebut kemerdekaan‎.


Nanun akhirnya sang menteripun menjawab dengan dalih sebagai berikut.
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, mengklarifikasi bahwa dirinya tidak pernah meresmikan monumen bernama "Po An Tui" di Taman Budaya Tionghoa, di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.

Dalam pesan singkat yang diterima redaksi RMOL, Tjahjo menegaskan bahwa dirinya hanya pernah meresmikan Monumen Perjuangan Laskar Tionghoa dan Jawa Melawan VOC, atau lebih dikenal prasasti "Geger Pecinan", deskripsi kasus 1740-1745 yang ditulis dalam buku "Geger Pecinan" karya Daradjadi.

Siauw Giok Tjhan, Pejuang Bangsa Yang Dihapus Dalam Sejarah
Ia adalah seorang pejuang yang melawan imperialisme hingga akhir hayatnya. Pada akhirnya, ia harus wafat di negeri orang sebagai pelarian politik, bukan di negeri yang ia perjuangkan kemerdekaannya. Namun, namanya tak akan ditemukan dalam buku sejarah resmi versi pemerintah. [berdikari]


Siauw Giok Tjhan Pengkhianat Bukan Pahlawan !!!
Terbitnya buku tentang Siauw Giok Tjhan sebagai patriot atau pahlawan dirasa kurang tepat, karena jarang pribumi Indonesia mengenal betul siapa sebenarnya dia itu.

Oleh karenanya perlu dikupas sedikit kebenaran yang jujur, agar keturunan Cina ini tidak terkecoh untuk memuja seorang oportunis vested Interest yang telah menyebabkan banyak terbantainya keturunan Cina di Indonesia dalam perang Poh An Tui di Tanggerang,

Siauw Giok Tjhan adalah kaki tangan Cina Komunis untuk mengangkut semua keturunan Cina simpatisan Kuo Min Tang untuk di brainwash karena adanya PP 10 ketika itu.

Tulisan ini hanyalah untuk mengimbangi agar kebohongan-kebohongan yang disebarkan tentang kepahlawanan SG Tjhan bisa mendapatkan koreksi mereka dari masyarakat keturunan Cina sendiri.

Siauw Giok Tjhan salah bertindak, karena mempengaruhi keturunan Cina di Indonesia untuk berpihak kepada komunis. Akibat tindakannya ini, banyak keturunan Cina telah dibantai tentara.

Jadi dari kacamata siapa Siauw Giok Tjhan ini bisa dianggap patriot atau pahlawan bangsa ???

Dari sudut pandang keturunan Cina sendiri masih lebih banyak yang menganggap Siauw Giok Tjhan pengkhianat yang telah menjerumuskan keturunan Cina Indonesia dalam akrobat politik yang dikendalikan Bung Karno.

Sebagai akibatnya, jutaan keturunan Cina diusir dari Indonesia pulang ke Cina (bukan dipulangkan ke Taiwan), dan setibanya di negara komunis Cina ini mereka disebar ke daerah-daerah kecil untuk dipekerjakan sebagai buruh kasar yang tidak bergaji hanya diberi makanan saja.

Jadi disini ada faktanya jika SG Tjhan itu pengkhianat bukan patriot, bahkan setelah Bung Karno jatuh, dia sendiri lari ke Belanda, kenapa bukan lari ke Cina ????

SG Tjhan di Belanda juga berusaha menjadi pemimpin mewakili para keturunan Cina untuk mendapatkan posisi politis, tapi keturunan Cina Indonesia yang berada di Belanda berbeda dari keturunan Cina yang lama lahir di Indonesia, hampir semua keturunan Cina Indonesia di Belanda tidak mau mendukung SG Tjhan dan akhirnya dia mati sebagai pengkhianat.

Terlalu banyak dosa-dosa dan perbuatan khianat SG Tjhan  yang merugikan keturunan Cina di Indonesia demi keuntungan pribadinya sendiri dalam mencari kedudukan di pemerintahan.  Dia seorang vested Interest oportunistik aseli.

Memang keturunan Cina umumnya dipengaruhi ajaran Konfusius, sehingga tidak secara verbal terang-terangan mengkritik atau menuduh SG Tjhan.

Sebaiknya kita jujur terhadap sejarah, jangan memelintir logika yang dapat menimbulkan kontroversi. Menerbitkan buku-buku seperti ini hanyalah akan menimbulkan kebencian pribumi Indonesia kepada keturunan Cina yang berusaha eksklusif.

Penulis : Muskitawati
Bersambung...

*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda