Kalijodo dan berbagai macam preman ganas yang beroperasi

Kalijodo dan berbagai macam preman ganas yang beroperasi

Kalijodo. Kawasan wisata ‘guling bergincu’ ini pun akhirnya menjadi tempatnya para preman untuk mencari uang.


Preman-preman ganas
Tak bisa disangkal, dimana pun ada gula pasti ada semut. Begitu juga tempat prostitusi Kalijodo. Kawasan wisata ‘guling bergincu’ ini pun akhirnya menjadi tempatnya para preman untuk mencari uang. Selain perlunya pengamanan ekstra terkait bisnis haram ini, para preman itu pun memang sangat menyukai tempat-tempat seperti ini.

Biasanya mereka menjadi penguasa lahan parkir sekaligus keamanan. Meski di antara mereka ada juga yang ikut menjadi marketing bantal bergincu di sana.

Preman Sulsel
Ingin disebut eksis, para preman di Kalijodo memang mulai berperilaku bengis, khususnya setelah muncul dua etnis yang menguasai kawasan itu. Yaitu masyarakat dari Sulawesi Selatan, suku Mandar dan Bugis Makassar.

Walaupun sama-sama dari Sulawesi Selatan, kedua suku ini memiliki keyakinan agama dan politik yang berbeda. Kedua kelompok ini memiliki sejarah konflik yang panjang.

Padahal di Sulawesi Selatan sendiri, kedua suku ini tidak pernah melakukan aksi bentrok fisik atau konflik. Kemungkinan, konflik di Kalijodo itu dilatarbelakangi oleh persaingan memperebutkan perjudian. Lapak perjudian itu didirikan di lahan-lahan kosong bantaran Sungai Banjir Kanal.

Kelompok pertama, kelompok Makassar, memiliki organisasi preman bernama Anak Macan beranggotakan para pemuda pengangguran. Tugasnya menjaga lapak-lapak judi dan mengamankan bandar judi.


Pesaingnya, juga kelompok Mandar, walaupun tak memiliki organisasi, namun memiliki ratusan pengikut yang tugasnya menjaga lapak-lapak judi di kawasan itu.

Kedua kelompok ini bertikai setelah salah seorang anggota kelopok Makassar tewas bersimbah darah pada 22 Januari 2002 silam, Korban bernama Udin tewas dengan luka di sekujur tubuh setelah diparang oleh Jalal dari kelompok Mandar.

Keberingasan preman Kalijodo pun berimbas pada polisi. Kadivhumas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal mengaaku salah seorang anggotanya ada yang terbunuh saat menjalankan tugas di Kalijodo, pada 2015 lalu.

Bahkan, Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti juga pernah ditodong pistol oleh preman Kalijodo pada 2002 lalu saat masih menjabat Kapolsek Penjaringan.(Syarif Hidayatullah)
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda