Merapatnya partai-partai oportunis ke kubu Jokowi demi kue proyek

Merapatnya partai-partai oportunis ke kubu Jokowi demi kue proyek

Jika tak ada kepentingan maka mereka mengkritisi pemerintah dan membawa panji KMP. Namun jika ada maunya, mereka tak mengindahkan partai koalisinya, berbalik arah dukung pemerintah.


Sekjen PPP hasil Munas Bandung, Romahurmuziy menyebut bubarnya KMP tak bisa tak terelakkan sejalan dengan kenyataan bahwa satu persatu parpol oposisi berbelok mendukung pemerintah.

Koalisi Merah Putih (KMP) yang dibangun Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), hanya tinggal cerita. Setidaknya, itu yang disampaikan petinggi Partai Gerindra yakni Ketua DPP Gerindra Desmond Junaidi Mahesa dan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.

KMP dibubarkan setelah satu per satu partai di barisan oposisi memilih menyeberang dan memberi dukungan ke pemerintahan Jokowi-JK. Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, PPP memilih merapat ke pemerintah dan 'meninggalkan' Partai Gerindra dan PKS yang menyatakan diri tetap berjalan di seberang pemerintah.

Partai oportunis.
Desmond menyindir partai yang oportunis, jika tak ada kepentingan maka mereka mengkritisi pemerintah dan membawa panji KMP. Namun jika ada maunya, mereka tak akan mengindahkan partai koalisinya lalu berbalik arah dukung pemerintah.

Desmond melihat perbedaan antar partai dalam KMP semakin tajam. Bisa dilihat dari penolakan terhadap RAPBN 2016, pengusulan RUU Tax Amnesty, revisi UU KPK, dan sebagainya.

"KMP itu kan kalau hasil keputusan KMP sepakat pada mengkritisi, ini tidak akan goyah. Kalau mereka mendukung pemerintah tapi bilang KMP tidak bubar, ini apa pula?," ucapnya.

Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani menuturkan, Gerindra tidak akan berkecil hati meski sendiri. Muzani memastikan partainya tidak akan mengikuti jejak PAN dan Golkar yang telah bergabung ke Pemerintah. Meski bukan partai pemenang, berdiri sebagai oposisi tetap lebih kuat.

"Yang kami syukuri, kami berada di luar pemerintahan. Kami belum pernah jadi partai pemenang. Dengan jumlah 26 dan 73 anggota DPR lalu posisinya sama, lebih kuat lebih fresh, lebih rukun," tutup dia. [mdk]


  • Partai oportunis bukan lagi representasi dari rakyat namun mereka berkerja demi kepentingan pribadi atau kelompoknya dengan mengatasnamankan rakyat.
  • Oportunisme adalah motivasi mementingkan diri sendiri.
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda