Alkisah di negeri seberang yang masih dalam kekuasaan negeri melayu muncullah seorang pemuda yang beretnis Cina mampu menggapai kekuasaan. Padahal di zaman-zaman sebelumnya warga beretnis Cina ini tidak mendapat tempat di panggung kekuasaan negeri melayu tersebut..
Namun karena terjadinya perubahan di tanah Jawa khusunya di Batavia yang berhasil menjatuhkan penguasa lama, tuntutan persamaan hak menguat...
Keran keterbukaan menjadi sebuah tuntutan yang masif. Tak ketinggalan pula tuntutan warga negara untuk mejadi penguasa dibuka lebar.
Tak terkecuali warga yang beretnis Cina juga boleh untuk memperebutkan jabatan bupati, residen bahkan jabatan gubernur jenderal.
Yang dulunya hanya berkutat di bidang perdagangan, namun perubahan kekuasaan di tanah Jawa memberikan kebebasan semua orang untuk berebut kekuasaan..
Pemuda ini kita sebut saja namanya Ngahok berhasil menggapai kekuasaan sebagai bupati negeri seberang dengan mengalahkan lawannya yang dari suku melayu.
Karir politik Ngahok akhirnya berkembang setelah menjadi bupati di negeri seberang. Tak puas menjadi bupati dia melangkahkan karirnya menjadi anggota volksrad. Volksrad ini semacam parlemen atau DPR kalo sebutan sekarang.
Dia melangkahkan ke kursi volksrad dengan jalan bergabung dengan kelompok yang berlambang pohon rimbun, setelah menjadi anggota volksrad dia tergoda untuk menduduki jabatan eksekutif di Batavia.
Diusung oleh kelompok kepala burung dia dipasangkan dengan damarwulan yang dicalonkan oleh kelompok kebo mabuk. Lawan mereka adalah si kumis tebal yang telah berkuasa di Batavia. Dalam pertarungan sengit akhirnya dimenangkan oleh Damarwulan Ngahok.
Singkat cerita berkuasalah mereka berdua di Batavia dan berkantor di weltevreden. Namun 2,5 tahun kemudian si Damarwulan ikut bertarung kembali, pertarungan Damarwulan ini untuk jabatan penguasa di Hindia Belanda. Lawan Damarwulan waktu itu Jenderal Patah Sayap.
Menanglah Damarwulan yang berpasangan dengan sodagar dari celebes yang bernama Batara Kalla. Dengan kemenangan Damarwulan ini, jabatan penguasa Batavia kosong, maka naiklah Ngahok sebagai penguasa Batavia.
Dengan berkuasanya Ngahok di Batavia semakin gembelengan ndase. Congore ugo ora iso diatur miturut wong Jowo, opo2 ngomong bajingan, rampok, maling lan sapiturute...
Para wadyo bolo Ngahok selalu berdalih dia adalah sosok yang tegas, bersih dan anti korupsi. Padahal dibelakangnya banyak kasus yang melilitnya..
Kelebihan Ngahok ini adalah dalam menyerang namun pertahanannya sangat rapuh. Seandainya diserang balik dia selalu gelagapan. Kelebihan lain dari dia adalah dukungan para cukong, sehingga bisa membeli media untuk membuat citra Ngahok sebagai sosok yang elegan..
Dan tak kalah hebatnya adalah para wadyo bolo yang setia untuk menjadi benteng tangguh apabila Ngahok diserang oleh musuhnya, walau kadang keteteran juga kalo musuh menggunakan pola serangan sapit urang. Bisanya hanya defensif bahkan kadang lari.
Ngahok selalu percaya diri akan memenangkan setiap pertarungan. Namun disitulah letak kelemahannya. Gunakan rasa percaya diri lawan untuk menghantamnya.
Seperti pertarungan mendatang dia sudah percaya diri menang dan meremehkan lawan.Pepatah mengatakan diatas langit ada langit, kepercayaan diri Ngahok ini terbangun karena kekuatan dana yg melimpah untuk bertarung. Seperti dalam permainan judi.
Kita kalo bermain judi dengan dana yang melimpah akan santai menggertak lawan. Padahal kartu kita jelek. Namun karena lawan grogi dengan gertakan, menanglah si pemilik kartu jelek. Ini hanya sebagai contoh saja.
Nah dari mana Ngahok memperoleh sumber dana melimpah?, selain dari para cukong dan pedagang kaya di Batavia ternyata juga ada sodagar dari Tumasik. Dana dari Tumasik ini yang perlu diwaspadai.
Karena pasti kalo Ngahok memenangkan pertarungan sodagar ini akan mengeruk bumi Batavia. Para cukong Batavia biasanya selalu mengguyur semua calon penguasa, siapapun yang berkuasa agar mereka tetap aman.
Sekali lagi untuk mengalahkannya hanya dengan keyakinan untuk tidak mau ditindas lagi. Dan tutup segala akses masuk lawan ke daerah pertahanan. Kuasai daerah pinggiran untuk perlahan-lahan menyerang jantung kekuasaan. Pasukan darat dan udara harus bisa menyerang secara beriringan..
Taktik Ken Arok masih bisa dipakai untuk mengalahkan Tunggul Ametung yang brangasan.
Oleh : Endiq Hanan Pratama