Pasca diserbu ratusan personel polisi dan TNI, kawasan Kalijodo mendadak didatangi sejumlah tukang barang bekas. Mereka mencari barang-barang yang sudah tidak dipergunakan warga.
Kedatangan mereka setelah Pemprov DKI Jakarta telah menerbitkan surat peringatan pertama atau SP1 dan aparat gabungan menggelar razia penyakit masyarakat (Pekat) kafe-kafe di kawasan tersebut. “Barang loakan di beberapa rumah sama kafe, campur-campur, dua gerobak,” kata Sanam (45) salah satu tukang barang bekas di lokasi, Minggu (21/2).
Dia mengaku sejak dari pagi dirinya bersama rekannya mengelilingi gang-gang di pemukiman warga untuk mencari perabotan rumah tangga yang sudah tidak terpakai dan hendak dijual murah oleh warga. Meski tidak merinci jenis barang bekas yang dibelinya dari warga. Kebanyakan perabotan yang dibelinya adalah barang-barang berbahan plastik.
“Rp 200 ribu lebih satu gerobak, barangnya variasi. Dikiloin sama pengepul di Jelambar,” katanya.
Meski belum sempat menjual kepada pengepul, Sanam memprediksikan jika barang bekas yang telah diperoleh tersebut bisa dijual seharga Rp 250. “Belum kita sortir, harus kita pilah-pilah lagi, paling dikiloin dapat Rp 250, lumayan lah,” katanya.
Tak hanya perabotan rumah tangga. Sanam juga mengaku mendapatkan komestik dan bra bekas milik Pekerja Seks Komersial saat hendak masuk ke salah satu kafe di Kalijodo. “Ini ada juga kosmetik bekas cewek-cewek,” kata Sanam sambil menunjukkan tempat kosmetik tersebut.
Sementara pantau Nonstop di Kalijodo, Minggu (21/2), hanya satu tempat yang terlihat mendapat perlakuan lebih dari polisi. Tempat yang dimaksud adalah Kafe Intan, yang dimiliki oleh salah satu tokoh di Kalijodo, Abdul Azis atau Daeng Azis.
Kafe Intan atau yang tertulis “Intan Bar” berada di antara kafe-kafe lain yang memiliki cat warna hijau pada bangunannya. Perbedaan Kafe Intan dengan kafe lainnya terletak pada luas bangunan dan letaknya yang agak di dalam, tidak sama dengan kafe-kafe lain yang persis berada di pinggir jalan.
Akses masuk menuju Kafe Intan kini ditutup dengan garis polisi yang dibentangkan memakai cone dan kursi-kursi plastik. Di dalamnya terdapat dua tenda berukuran sedang, tempat para polisi berjaga.
Memang ada beberapa kafe kecil lain di Kalijodo yang dipasangi garis polisi. Namun, satu-satunya kafe yang diberi garis polisi dan dijaga oleh aparat hanya Kafe Intan. Dari Kafe Intan, polisi sempat menyita cukup banyak barang yang akan digunakan sebagai bukti.
Barang-barang itu adalah ratusan anak panah, senjata tajam, minuman keras, kondom, kepingan CD film porno, dan benda mencurigakan lainnya.