Beberapa pelaku bully umumnya memiliki keterampilan sosial yang tidak matang, sulit mengendalikan impuls/dorongan, beberapa memang memiliki agresivitas yang tinggi atau hiperaktivitas, beberapa anak juga melakukan bully sebagai respon karena gagal atau merasa stress.
Pelaku bully juga biasanya memiliki kepercayaan diri yang rendahà perilaku agresivitas ke orang lain hanyalah topeng dari rasa tidak percaya diri yang dimiliki, ketidakpuasan terhadap diri yang dilampiaskan kepada orang lain. Ada pula korban bully yang kemudian berubah menjadi pelaku bully.
Biasanya orang yang suka membully memiliki ciri-ciri :
- Kurang memiliki empati terhadap orang lain
- Punya kebutuhan tinggi untuk mendominasi dan mengendalikan orang lain agar menuruti kehendaknya
- Impulsive dan sulit mengendalikan kemarahan
Pelaku bully biasanya lebih berisiko untuk gagal di bidang akademis, keluar atau tidak melanjutkan sekolah dan lebih cenderung terlibat kriminalitas dan perkelahian.
Penelitian juga menunjukkan mereka lebih rentan menggunakan narkoba. Bahkan ada penelitian juga yang mengkaitkan pelaku bully dengan gangguan kepribadian antisocial atau sociopath.
Penelitian menunjukkan bahwa pelaku bullying, biasanya juga memiliki kecenderungan melawan atau bertindak agresif terhadap orang lain seperti guru atau orangtua.
Dalam suatu kelompok pertemanan, biasanya ada 1 anak yang menjadi pemimpin dan ada pula yang menjadi ‘letnan’ dan bawahan. Sang ‘letnan’ dan bawahan biasanya tidak akan bertindak bully ketika pemimpinnya tidak ada.
pelaku bully merupakan personil yang paling lemah (misalnya anak yang paling kecil) atau orangtua-nya juga keras dan cenderung agresif terhadap anak sehingga di depan orangtua ia tidak berdaya dan tidak bisa melawan, ia baru mengeluarkan agresivitasnya kepada orang lain semisal teman yang lebih lemah di sekolah.
Baca Juga :
Mengenal lebih jauh Cek dan Bilyet Giro dalam perbankan