Sebelumnya para Ahoker sangat sakit hati dengan BPK. Wuih dendamnya Naudzubillah. Tidak usah bicara di Twitter dan Facebook, di Kompasiana saja sudah puluhan artikel dibuat oleh para Ahoker untuk menyerang BPK. Malah yang lebih banyak mereka menyerang Ketua BPK Harry Azhar.
Pertanyaannya hanya sederhana. Apakah Harry Azhar punya dosa sama mereka ? Tentu tidak. Apakah Harry Azhar yang merekayasa Audit Investigasi BPK untuk Kasus Sumber Waras ? Hahaha sangat tidak mungkin. Belum pernah terjadi selama puluhan tahun BPK menerima order dari satu pihakpun untuk merekayasa sebuah Audit Investigasi.
Lalu salah siapa sebenarnya yang membuat BPK melakukan audit Investigasi Sumber Waras yang akhirnya membuat Ahok diperiksa selama 12 jam oleh KPK ? Ini pertanyaan yang tidak sulit sebenarnya.
Sayangnya para Taiker itu mayoritas Baper alias selalu Bawa Perasaan. Hatinya teriris-iris melihat Jagoan Neon nya seperti pecundang hingga diperiksa KPK sampai 12 jam lamanya. Sakitnya tuh disono dan akhirnya mereka sangat murka pada BPK. Harry Azhar yang tidak tau masalahnya dibully habis-habisan. Bukan main.
Harusnya yang disalahkan para Taiker itu bukan BPK dan Harry Azhar. Seharusnya KPK jilid 3 yang dibully dong karena merekalah yang meminta BPK untuk melakukan Audit Investigasi.
Tapi ya memang susah kalau berbicara dengan mereka-mereka yang Baper. Logikanya tidak jalan. Yang ada cuman rasa sakit hati yang mendalam sedalam lautan hindia belanda. Hihihi.
Harus ada yang bisa disalahkan dan harus ada pihak yang jadi pelampiasan. Dan tidak mungkin KPK, karena bila mereka marah sama KPK maka mereka akan ditertawakan. Akhirnya BPK dan Harry Azhar yang jadi bulan-bulanan para Taiker.
Kejam sekali cara para Taiker membully BPK dan Harry Azhar seolah-olah BPK dan Harry Azhar itu pihak-pihak yang selama ini dikenal Brengsek. Padahal yang terkenal Brengsek siapa yaa? Haha.
Lalu pertanyaannya kemudian, setelah para Ahoker membully habis-habisan BPK dan Harry Azhar, apa keuntungan yang bisa didapat ? Apakah Kasus Sumber Waras akan dihentikan KPK ? Apakah mereka menjadi Girang Gembira hatinya tak tertahankan setelah membully BPK dan Harry Azhar ? Haha.
Tidak ada untungnya sama sekali, kawan. Mereka hanya menambah dosa-dosanya saja, membully orang-orang yang sama sekali tidak punya salah sama mereka. Biarlah bukan urusan kita. Itu urusan Malaikat yang mencatatnya. Wak Wau. Haha.
Nah sekarang kita bicara tentang kelakuan mereka yang saat ini beramai-ramai membully Tempo. Sejak dua hari ini para Ahoker yang ada di Twitter, di Facebook dan di Kompasiana menjadi sangat rajin sekali dan sangat bersemangat membully Tempo. Wuih ngeri kali.
Apa salah Tempo sama mereka (para Ahoker) ? Tidak ada sebenarnya. Tempo hanya memberitakan dosa-dosa Ahok yang sedang diinventarisir KPK.
Yang diberitakan Tempo itu datanya sudah ada di KPK. Jadi Tempo sebagai salah satu media hanya berusaha menyampaikan kepada public tentang perkembangan Kasus Skandal Reklamasi. Apakah itu salah ? Apakah itu berdosa ?
Sekali lagi kalau kita semua berpikiran waras, apakah ‘Tempo bisa dianggap bersalah karena merilis berita tentang perkembangan Skandal Reklamasi ? Kalau orang jujur pasti bisa menjawabnya.
Adalah tugas Media memberikan informasi apapun ke Publik. Dan skandal Reklamasi ini adalah Peristiwa penting yang harus diketahui oleh public.
Wakil Ketua KPK Laode Syarif dan Ketua KPK Agus Rahardjo sepakat bahwa Skandal Reklamasi ini adalah Grand Coruption. Harus dibongkar sampai akar-akarnya agar tidak terjadi lagi yang seperti ini.
Sayangnya ternyata 3 Komsioner KPK lainnya sudah masuk angin sehingga Penyelidikan banyak kasus penting termasuk Skandal Reklamasi ini seolah-olah jalan di tempat. Untunglah ada media Tempo.
Publik sungguh beruntung karena tiba-tiba Tempo kembali ke jatidirinya sebagai Media Investigasi. Tempo langsung memberitakan perkembangan penyidikan KPK meskipun akhirnya Ahok dan bala tentara Kurawa nya menjadi murka seketika.
Terjadilah peristiwa kedua. Setelah sebelumnya BPK yang membuat hati para Ahoker teriris-iris, kali ini gara-gara pemberitaan Tempo, hatinya para Ahoker menjadi tersobek-sobek. Nelongso banget. Sakitnya tuh disono noh.
Dan kita lihat bersama-sama, terjadi lagi pembodohan massal oleh para Ahoker. Tempo yang berjasa pada public karena memberitakan perkembangan Kasus Skandal Reklamasi malah dibully habis-habisan oleh para Ahoker. Bukan main.
Rupanya mereka benar-benar sakit hati pada Tempo karena gara-gara pemberitaan tempo Elektabilitas Jagoan Neon mereka langsung ambruk. Inilah sumber kemarahan para Ahoker terhadap Tempo.
Dan lihatlah sekarang. Mereka mulai rajin-rajin berteori Komplikasi. Haha. Eh salah. Berteori Konspirasi. Banyak dari mereka langsung menuding Tempo punya hidden agenda dibalik rilis berita tentan Barter Dana Kontribusi dengan Penggusuran Kalijodo.
Para Ahoker menuduh Tempo bertindak seperti Akun @triomacan2000 yang berperilaku ingin memeras para tokoh penting. Hahahaha. Bener-bener sudah tidak waras nih para Taiker.
Ketika sebelumnya Tempo berbaik hati selalu mengabarkan kabar-kabar positif tentang Ahok, mereka para Ahoker ketawa-ketawa saja. Mereka tidak mau mencari tahu apa sebabnya Tempo begitu baik pada Ahok. Eh giliran Tempo menjadi normal kembali, menjadi media netral kembali, mereka langsung ngamuk-ngamuk kebakaran jenggot. Yo opo rek ?
Susah memang kalau berurusan dengan para Culuner. Maunya mereka semua orang harus selalu membela Ahok dan selalu membenarkan Ahok. Ahok itu adalah manusia suci. Jadi jangan sekali-sekali mencoba membuka boroknya. Kalian akan tahu rasa kalau mencoba membuka borok-borok “Nabi” kami. Haha.
Makanya saya sering bilang para Taiker ini sedang menderita Delusi parah. Salah penggambaran tentang Ahok. Sosok bermasalah malah dianggap sebagai manusia setengah dewa.
Kalau memang mereka memang cerdas dan dalam keadaan waras, seharusnya tidak boleh punya standar ganda. Kalau Tempo memberitakan sesuatu yang merugikan Ahok lalu mereka mengupasnya dengan Teori Konspirasi, seharusnya mereka melakukan hal yang sama dengan Kompas, Detiknews dan Tribune yang selama 6 bulan ini setiap hari selalu memuja-muji Ahok.
Kenapa itu ketiga media sangat pro Ahok ? Apakah mereka dibayar Ahok atau bagaimana ? Katanya cerdas kok yang seperti ini tidak dipertanyakan? Haha.
Dan akhirnya hanya bisa geleng-geleng dan tertawa melihat para Taiker ini.
Mereka ini siapa sebenarnya ? Masyarakat Indonesia ataukah Umatnya Ahok ?
Masyarakat Indonesia memerlukan informasi sebanyak mungkin tentang Kasus-kasus penting. Tempo sudah melakukan tugas jurnalisnya. Publik sangat berterima kasih pada Tempo untuk itu. Tapi herannya para Ahoker tidak berterima kasih sama sekali. Mereka marah membabi-buta.
Tidak adil kata mereka. Tidak adil dari Hongkong !
Kalau memang Tempo salah ya tuntut saja ! Ada Hak Jawab yang dimiliki Ahok. Silahkan gunakan hak tersebut. Lagipula tadinya Ahok katanya mau menggugat, kok tidak jadi? Berarti berita Tempo itu memang benar adanya.
Jadi menurut saya sih para Ahoker kembali mempertontonkan kebodohannya. Rugi mereka dengan ulahnya sendiri. Setelah sebelumnya menyerang BPK tanpa alasan karena Kasus Sumber Waras terbongkar, kini mereka kembali menyerang Tempo habis-habisan gara-gara pemberitaan Skandal Reklamasi.
Publik luas akan menjadi semakin bingung dengan ulah para Taiker. Kenapa para Taiker menjadi over protektif terhadap Ahok ? Ada apa sebenarnya ?
Kenapa tidak biarkan saja semua berproses. Kalau memang Ahok benar ya pasti waktu yang akan membuktikannya. Kalau sedikit-sedikit menyerang siapapun yang mengkritisi Ahok maka public akan menilai wah para Ahoker ini memang hanya sekumpulan Ababil yang Culun-culun.
Jagoan Neon mereka tidak boleh diganggu sama sekali. Mereka begitu mudah membully siapapun yang mencolek Jagoan Neon mereka.
Revaputra Sugito