Kerusuhan massa terjadi di Tanjungbalai, Sumatra Utara, pada Sabtu dini hari (30/7). Sembilan rumah ibadah dibakar atau dirusak oleh ratusan orang yang mengamuk.
Menurut saksi mata, Yan Marpaung, 42, sedikitnya tiga vihara dan enam kelenteng yang dibakar massa di Kecamatan Tanjungbalai Selatan. Peristiwa ini terjadi antara pukul 1-3 dini hari tadi, massa berhasil dibubarkan polisi sekitar pukul 4.
Yan mengatakan, insiden ini bermula dari protes seorang warga terhadap sebuah masjid di Jl. Karya. Wanita yang tinggal di seberang masjid itu mengeluhkan suara azan maghrib yang berkumandang.
"Atas insiden itu, warga terutama jemaah masjid ramai-ramai mendatangi rumah wanita itu. Hampir saja massa membakar rumah wanita itu, kemudian polisi datang," kata Yan.
Polisi akhirnya mengamankan wanita itu dan suaminya dari amuk massa. Warga menurut Yan sempat membubarkan diri, namun entah komando dari siapa, massa kemudian bergerak ke kelenteng di belakang masjid, di Jl Juanda.
Kelenteng itu menjadi sasaran pelembaran batu. Beberapa vihara dan kelenteng yang terpaut hanya beberapa kilometer kemudian menjadi sasaran amuk massa.
Mobil-mobil di sekitar vihara digulingkan dan dibakar, di antaranya adalah dua vihara terbesar di Tanjungbalai.
Menurut Yan, gerombolan massa terbagi menjadi beberapa kelompok. Pasalnya, vihara dan kelenteng itu terbakar di waktu yang hampir bersamaan.
"Konsentrasi massa baru bubar sekitar jam 4 dini hari. Pembakaran terjadi antara pukul 21-3," lanjut Yan.
Usai Kerusuhan Massa, Situasi Tanjungbalai Masih Mencekam
Situasi di Tanjungbalai, Sumatra Utara, masih mencekam usai kerusuhan massa yang menyebabkan beberapa rumah ibadah umat Buddha dibakar. Satuan gabungan polisi dan TNI diturunkan ke lokasi untuk mengamankan keadaan.
Camat Tanjungbalai Selatan, Pahala Zulfikar, mengatakan ada sembilan rumah ibadah dibakar, terdiri dari tiga vihara dan enam kelenteng, dan sebuah rumah kemalangan sosial Buddha.
“Pagi ini masih mencekam. Pengamanan ditambah satu kompi dari Brimob Tebing Tinggi, kemudian juga pihak Angkatan Laut dan TNI sudah ada di sini,” kata Zulfikar saat dihubungi CNN Indonesia, Sabtu (30/7). (cnn)