Demokrat gelontorkan uang 4 Milyar untuk perang kampanye di Medsos

Demokrat gelontorkan uang 4 Milyar untuk perang kampanye di Medsos

Untuk kampanye konvensional hanya dengan skala kecil saja. Pergerakan bakal langsung di grass root yang digalakkan oleh timses


Partai Demokrat menegaskan bahwa media sosial menjadi salah satu upaya yang sangat penting untuk bisa memenangkan Agus Harimurti dan Sylviana Murni.

Tim pemenangan bahkan sudah mempersiapkan sejumlah uang senilai Rp 4 miliar untuk bisa berkampanye di media sosial.

“Medsos kan sebuah keniscayaan, dia menjadi colourfulnya demokrasi lah, itu muncul termasuk di Indonesia,” terang Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan.

Ia menuturkan bahwa untuk para kadernya bisa aktif di medsos tetapi dengan memperhatikan aturan-aturan yang berlaku.

“Medsos ini bagi Demokrat menjadi salah satu andalan menjalin komunikasi politik tanpa henti, multi arah dan hampir semua kader Demokrat mainkan medsos itu. Nah, dari DPP kami sampaikan untuk tetap taat asas pada substansinya,” ucap Hinca.

Hinca menjelaskan bahwa sudah mempersiapkan Rp 4 miliar yang dianggapnya masih sangat murah meriah.

“Salah satu media yang kami gunakan ya. Karena semua bisa melakukannya, kemudian biayanya 4 M alias murah, meriah, menyenggol mewah,” terangnya.

Saat ditanya soal perang darat yang biasanya dilakukan pada pilkada-pilkada sebelumnya, Hinca mengelak.

“Ah itu sudah lewat (masanya). Kampanye itu urutan bawah, karena DKI situasinya berbeda, diperlukan narasi baik untuk sampaikan ke pemilih secara cepat. Dan media sosial menjadi sarana tercepat,” jelas Hinca.

“Sekarang kami concern ke substansinya, narasinya, karena untuk sampaikan pesan 140 karakter nggak mudah untuk semua orang. Nah itulah dibatasi dan dikawal agar tak ke kiri ke kanan agar pesannya sampai,” tambahnya.

Ia menuturkan kalau untuk kampanye konvensional hanya dengan skala kecil saja. Pergerakan bakal langsung di grass root yang digalakkan oleh timses.

“Karena kami langsung masuk ke bawah ke posko posko. Kalau itu ngomongin konvensional,” tutupnya.

Penulis: Veronica
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda