Hiruk pikuk Pilkada dan tugas seorang spin doctor atau pemelintir berita

Hiruk pikuk Pilkada dan tugas seorang spin doctor atau pemelintir berita

Dalam konteks pilkada, yang bisa disebut sebagai Spin Doctor adalah anggota tim sukses, konsultan politik, petualang politik dan media propaganda


Dalam konteks pilkada siapakah yang bisa disebut sebagai Spin Doctor ? Yang pasti anggota tim sukses, konsultan politik, petualang politik dan media propaganda.

Terminologi Spin Doctor mengacu pada bagaimana mengelola media (media management technique) di mana seorang pewarta media dianggap bisa menghalangi reportase yang obyektif dan transparan terhadap informasi yang ada.

Seorang Spin Doctor adalah sesorang yang menempatkan informasi secara spin (berputar) untuk mempengaruhi opini publik dengan cara membiaskan informasi yang ditujukan untuk menaikkan citra seseorang, atau menjatuhkan citra orang lain.

Karakteristik spin adalah pertukaran atau perebutan antara informasi yang ada dengan publisitas. Istilah spin ini tidak muncul dari akademisi, melainkan berasal dari olahraga yakni permainan baseball dan cricket, dimana pelempar bola (pitcher) melempar bola ke arah penerima bola dengan teknik tertentu.

Seringkali, bola itu dilempar dengan cara diplintir (spin) hingga arah bola berubah. Di sinilah awal munculnya istilah spin. Kerja para Spin Doctor adalah moulding the image atau merancang serangkaian kata-kata untuk didengar dan dilihat.


Para politisi hebat memerlukan seorang Spin Doctor untuk mengolah semua informasi. Di lapangan, namanya bisa berbeda-beda.

Ada yang menyebutnya tim citra, konsultan poitik, tim media, ataupun tim sukses. Kerjanya pun bisa berbeda-beda pula, tetapi semuanya mengarah pada upaya menampilkan citra terbaik di hadapan publik, melalui media massa dan media sosial. Posisinya di tengah-tengah antara kandidat atau politisi dan media massa serta media sosial.

Berwacana tak selalu efektif dalam politik. Orang-orang ingin melihat sesuatu yang lebih nyata. Itu yang tak banyak terlihat.

Dunia politik kita serupa panggung media sosial yang riuh dan ramai. Wacana yang ramai ini hanya bertujuan untuk sejenak membuat publik melupakan substansi dari perdebatan itu sendiri.

Para politisi menggunakan Spin Doctor untuk mengendalikan arus informasi ke arah substansi pemberitaan yang positif untuk client-nya. Pada titik ini politik serupa pasar yang di dalamnya ada penawaran dan penjualan, lalu suara-suara pengiklan yang memberi bujuk rayu. Bahkan disitu ada suara yang isinya mendiskreditkan produk lain di pasar yang sama.


Jadi tugas Spin Doctor adalah menaikkan citra jagoannya dengan menghalalkan segala cara. Bahkan cara-cara iblis pun harus digunakan agar citra jagoannya meningkat sekaligus mendowngrade lawannya.

Untuk menjadi seorang Spin Doctor syarat utamanya ahli fitnah dan bisa ngeles. Karena para Spin Doctor akan menjadikan fitnah sebagai senjata utama. Spin Doctor memiliki peran ganda, untuk menjatuhkan lawan dan untuk mengangkat jagoannya.

Seorang Spin Doctor selalu mengawasi setiap gerak-gerik dan ucapan target. Begitu target terpeleset salah ucap maka Spin Doctor akan memelintirnya dan digunakan sebagai alat untuk menjatuhkan.

Seorang Spin Doctor selain bermodal ahli fitnah juga harus orang yang ngeyel dan pantang menyerah. Seorang Spin Doctor selalu menempatkan dirinya sebagai sosok kontroversial. Tujuannya agar mendapat panggung dan menjadi sumber perhatian. Karena semakin mendapatkan panggung yang besar maka efek serangannya akan semakin dahsyat.

Akibat dari Pilkada langsung :
Pemilihan kepala daerah langsung lebih banyak merugikan ketimbang sistem perwakilan. Di antaranya memunculkan konflik horisontal terbuka dan tidak mampu memilih pemimpin berkualitas kecuali sosok terkenal dan biaya tinggi.

Contoh keburukan :
Beberapa hari setelah pelantikan, anggota DPRD di beberapa daerah mulai menggadaikan Surat Keputusan (SK) untuk mendapat kredit bank. Sejumlah bank pembangunan daerah dibanjiri debitur anggota DPRD.


“Besarnya pinjaman antara Rp 100 juta, Rp 200 juta, bahkan ada yang Rp 500 juta," kata Direktur The Finance, Eko B Supriyanto, Selasa (16/9).  (sumber)

Sementara kata yang lain :
Akademisi Universitas Katolik Widaya Mandira Kupang, Thomas Ola Langoday, mengungkapkan pemilihan kepala daerah yang digelar dalam 10 tahun terakhir terbukti tidak efisien dalam hal pembiayaan.

Selain itu, besaran beban kampanye membuat kepala daerah terpilih rawan melakukan tindak pidana korupsi. Yakni untuk mengembalikan modal yang telah dikeluarkan sebelumnya.

"Sekitar 330 kepala daerah hasil pemilihan langsung terjerat korupsi dan tak sempat membangun daerahnya," kata Ola.

Estimasinya yang akan diuntungkan dalam acara pilkada adalah....


1. Lembaga Survei
2. TIM Kampanye
3. Media sebagai salah satu pembentuk opini publik
4. Tukang sablon kaos akan naik omsetnya
5. Tukang reklame akan mendapat banyak order pembuatan baliho kampanye
6. Rakyat bawah akan menikmati uang sogok untuk pilih suara


Demikian juga dengan Paslon yang lain :


Dari berbagai sumber yang dirangkum...
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda