Perusahaan memaksa karyawan muslim agar menggunakan atribut natal

Perusahaan memaksa karyawan muslim agar menggunakan atribut natal

Dengan alasan toleransi negara dengan penduduk mulsim terbesar harus tunduk pada kepentingan kaum minoritas nasrani.


Sungguh ironis, negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia bukannya dihormati, justru seolah malah dipaksa untuk tunduk pada kepentingan orang-orang Kristen dalam merayakan hari besar mereka (natal), dengan alasan toleransi.

Para pengusaha Kristen, di gerai, toko, retail dan perusahaan mereka pun tak segan-segan menyuruh para karyawan termasuk karyawan muslim yang bekerja di dalamnya untuk mengenakan atribut natal.


Parahnya lagi, demi ‘sesuap nasi’ ada pula karyawan Muslim justru nurut bahkan sukarela mengenakan atribut natal, dengan baju dan topi merah seperti sinterklas.

Padahal, sudah berabad-abad yang lalu para ulama salafus shalih melarang Umat Islam ikut serta dalam menyebarkan syiar-syiar kekafiran, termasuk di dalamnya menggunakan atribut natal.

Tidak halal bagi seorang muslim untuk menyerupai mereka (orang-orang kafir) dalam segala hal yang menjadi yang ciri khas perayaan hari-hari besar mereka, tidak membantu mereka dengan makanan, pakaian, menyediakan penerangan, dan lain sebagainya.

Kita juga tidak diperkenankan mengadakan perayaan, dukungan finansial, atau kegiatan perdagangan yang bertujuan memudahkan terselenggaranya acara tersebut. (panjimas)


Perusahaan di Tasikmalaya dilarang memaksa karyawan untuk menggunakan atribut natal. Pasalnya, hal tersebut bisa merugikan karyawan yang tidak merayakan natal.

"Pasti sakit ketika harus menggunakan atribut yang memang bertentangan dengan kepercayaannya," ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tasikmalaya KH Achef Noor Mubaroq saat dihubungi Radar Tasikmalaya, Selasa (13/12).

Menurut dia, pemaksaan terhadap karyawan bisa memicu permasalahan. Khususnya antara sang karyawan dengan lingkungannya. "Kita semua tidak ingin kan nantinya ada masalah," terang ulama kharismatik ini. (jpnn)

*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda