Tak dapat dipungkiri Indonesia sudah dalam Cengkeraman Cina

Tak dapat dipungkiri Indonesia sudah dalam Cengkeraman Cina

Di awal pemerintahan Gus Dur, membuat kejutan besar, salah satunya seorang ahli sastra memimpin krmentrian riset dan terknologi


Bukan hal yang luar biasa, kalau di masa Orde Baru terjadi ketimpangan pendapatan yang sangat besar antara Kelompok yang Kaya dan yang Miskin. Kelompok kaya didominasi oleh komunitas ECI yaitu para pengusaha yang menguasai industri dan perdagangan di hampir semua wilayah Indonesia.

Sedang yang umumnya miskin adalah para Pribumi yang menjadi buruh, petani dan nelayan, serta pedagang kecil dan karyawan swasta; para pegawai negeri dan pejabat negara umumnya juga didominasi oleh Pribumi yang mewakili kelompok menengah.

Masyarakat pun tahu masuknya modal besar asing sekaligus disertai dengan penguasaan atas sumber-sumber kemakmuran rakyat, seperti di sektor Migas dan pertambangan umum.

Perangai Gus Dur

Di awal pemerintahannya, Gus Dur membuat kejutan besar dengan melikwidasi Kementerian Sosial dan Kementerian Penerangan. Orang mengira, bahwa ini adalah bagian dari rencana reformasi birokrasi ala Gus Dur.

Pada awalnya orang sibuk mempersoalkan bagaimana memindahkan ribuan orang yang bekerja di kedua departemen tersebut. Tetapi ketika kemudian persoalan itu tidak pernah terjadi, dan ketika orang tahu, bahwa mereka yang ada di kedua departemen tersebut tetap bekerja dan digaji, orang menjadi maklum bahwa ini sekedar banyolan Gus Dur untuk meremehkan kedua menteri Habibie yang pernah menduduki jabatan-jabatan di kedua departemen tersebut; tetapi mungkin juga karena Gus Dur tidak mampu mendapatkan orang-orang yang tepat.

Hal itu mulai disadari orang, ketika Gus Dur mengangkat Dr. AS. Hikam, seorang Ahli Sastra, untuk memimpin Kementerian Riset dan Teknologi, kementerian yang selama bertahun-tahun dipegang oleh pakar teknologi yang amat dikagumi, BJ. Habibie.

Orang mulai tahu maksud Gus Dur hanya bermaksud merendahkan Habibie, bahwa orang yang tidak paham dengan teknologi pun bisa memegang kementerian itu, sekaligus memimpin BPPT, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Kabinet Gus Dur memang jauh dari harapan orang. Mereka yang masuk sebagai pembantu Gus Dur itu adalah orang-orang yang sekedar setia kepada Gus Dur, atau merasa beruntung dipilih menjadi menteri. Memang Gus Dur secara sembarangan menempatkan mereka pada posisi yang tidak pada tempatnya. Misalnya, AS Hikam tadi.

Rupanya Abdurrahman Wahid mengidap penyakit persaingan pribadi terhadap Habibie; Gus Dur tidak mau kalah dari BJ. Habibie, karena dia pun punya banyak pendukung dari orang-orang yang ahli teknik. Pertentangan ini sudah terlihat sejak Gus Dur menganggap ICMI sebagai pesaing dalam dunia kepemimpinan Islam Indonesia; lalu mencemooh ICMI sebagai sektarian.

Oleh Sri Bintang Pamungkas


*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda