Semua mata pelaku industri transportasi dan logistik tertuju ke Indonesia. Negeri elok nan kaya ini adalah pasar terbesar kedua di dunia. Bisa dibayangkan besarnya potensi bisnis logistik dari Sabang sampai Papua. Dari data Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), potensi bisnis transportasi dan logistik di Indonesia mencapai US$ 267,79 miliar pada tahun 2016.
“Angka tersebut baru diserap oleh pelaku industri di Indonesia lewat transportasi dan pergudangan senilai US$ 35.76 miliar. Sisanya senilai US$ 232,03 miliar adalah potensi logistik tersembunyi yang masih dinikmati oleh asing,” kata Yukki Hanafi, Ketua Umum ALFI.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, lanjut dia, Indonesia memiliki karakteristik yang sangat berbeda dibanding negara lain. Dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik yaitu 4-5% dan jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa, Indonesia adalah magnet yang menarik seluruh pelaku bisnis dunia. Oleh karena itu, pemerintah perlu mencermati pemain asing yang masuk dan ingin menguasai pasar di Indonesia.
Menurut dia, semua pemain besar di logistic dan transportasi dunia hampir semuanya sudah masuk di Indonesia. Dari 3.860 perusahaan yang menjadi anggota ALFI, sekitar 350-385 adalah perusahaan asing dan punya nama besar. Pemerintah perlu memperketat peraturan terutama bagi pelanggar karena banyak juga pemain asing yang melakukan kegiatan logistik tidak sesuai dengan izin yang berlaku.
“Mayoritas pemain yakni 45% ada di Jakarta. Kalau digabung dalam Pulau Jawa, ada sekitar 70% perusahaan. Sisanya tersebar di wilayah lain. Untuk anggota ALFI yang skalanya kecil, sebaiknya merger dengan perusahaan yang lebih besar untuk meningkatkan daya saing. Tidak ada pilihan lain di era pasar terbuka ini, harus terus meningkatkan pelayanan,” kata dia.
Dari data ALFI, distribusi angkutan barang berdasarkan moda: Jalan/darat: sebanyak 2.514.150 ton (91.25%), kereta api: 17.415 ton (0.63%), penyeberangan antar pulau: 27.400 ton (0.99%), laut: 194.810 ton (7.07%), udara: 1.370 ton (0.05%) dan sungai: 280 ton (0.001%). Dibanding tahun 2014, belum terjadi pergerakan yang signifikan dikarenakan adanya perlambatan ekonomi global.
Bahkan, kegiatan logistik domestik laut cenderung stabil, belum ada kenaikan sejak 2014 alias diam di tempat. Untuk logistik kegiatan laut impor dan ekspor, khususnya impor mengalami penurunan dari tahun 2012. (Syukron Ali)